Greenland Keluarkan Izin Tambang 30 Tahun, Uni Eropa Amankan Pasokan Logam Kritis

- Proyek tambang molibdenum di Greenland didukung Uni Eropa untuk memenuhi kebutuhan logam kritis Eropa, terutama dalam industri pertahanan dan energi.
- Tiongkok membatasi ekspor logam kritis, mendorong Uni Eropa mencari sumber pasokan baru. Tambang Malmbjerg di Greenland menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan rantai pasok Eropa.
- Proyek ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi dan pendapatan pajak bagi Greenland, tetapi juga mendukung transisi energi hijau dengan produksi molibdenum yang digunakan dalam teknologi bersih seperti turbin angin dan kendaraan listrik.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Greenland resmi mengeluarkan izin 30 tahun bagi proyek tambang molibdenum yang didukung Uni Eropa pada Kamis (19/6/2025). Logam strategis ini digunakan dalam industri kedirgantaraan, energi, dan pertahanan. Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, khususnya setelah Tiongkok memperketat ekspor logam tersebut.
Proyek ini dijalankan oleh Greenland Resources, perusahaan berbasis di Toronto, sebagai bagian dari upaya Uni Eropa mengurangi ketergantungan pada pasokan dari Tiongkok. Tambang Malmbjerg di Greenland timur diperkirakan dapat memenuhi sekitar 25 persen kebutuhan molibdenum Eropa.
1. Malmbjerg, penopang kemandirian logam kritis Eropa
Tambang Malmbjerg ditargetkan memproduksi rata-rata 32,8 juta pon molibdenum terkonsentrasi per tahun selama 20 tahun. Produksi ini cukup untuk mencukupi seluruh kebutuhan molibdenum Uni Eropa di sektor pertahanan. Logam berwarna putih keperakan ini dikenal memperkuat baja serta tahan panas dan korosi, menjadikannya komponen vital dalam industri strategis.
Greenland Resources, yang didukung European Raw Material Alliance, telah meneken kontrak pembelian dengan produsen baja Outokumpu (Finlandia) dan Cogne Acciai Speciali (Italia).
“Dengan izin ini, kami dapat melanjutkan proyek Malmbjerg demi mendukung kebutuhan logam kritis Eropa, apalagi di tengah meningkatnya belanja pertahanan global,” ujar Ruben Shiffman, Ketua Greenland Resources, dikutip dari Reuters.
Tambang ini diperkirakan menyumbang pemasukan pajak sekitar 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (Rp16,3 triliun) dan menciptakan infrastruktur serta pelatihan kerja baru bagi warga lokal.
Greenland semakin aktif mengembangkan sektor pertambangan. Sebelumnya, izin eksploitasi anorthosite—alternatif ramah lingkungan untuk aluminium—juga diberikan kepada konsorsium Denmark-Prancis. Ini menandakan komitmen Greenland sebagai pemasok mineral strategis global.
2. Tiongkok batasi ekspor, Uni Eropa bergerak cepat
Pemberian izin ini punya dampak geopolitik besar. Februari 2025, Tiongkok membatasi ekspor lima logam, termasuk molibdenum, sebagai balasan atas tarif Presiden AS Donald Trump terhadap produk Tiongkok. Tiongkok menguasai sekitar 40 persen produksi molibdenum global, menurut Survei Geologi AS.
“Langkah Tiongkok memaksa Eropa mencari sumber pasokan baru yang stabil. Malmbjerg menjadi langkah strategis memperkuat ketahanan rantai pasok kami,” kata seorang pejabat Uni Eropa, dilansir The Globe and Mail.
Izin tambang ini juga sejalan dengan Undang-Undang Bahan Baku Kritis Uni Eropa 2023, yang menargetkan peningkatan produksi dalam negeri dan pengurangan impor.
Greenland yang kaya sumber daya alam kini berada di titik strategis kepentingan global. Ketertarikan Presiden Trump pada awal 2025 untuk “membeli” Greenland ditolak keras, namun situasi tersebut mendorong Greenland mempererat kerja sama dengan Uni Eropa dan Denmark.
3. Manfaat ekonomi, dukungan transisi energi hijau
Selain keuntungan ekonomi, proyek ini mendukung transisi energi bersih. Molibdenum merupakan komponen penting dalam turbin angin dan kendaraan listrik. Dengan memenuhi seperempat kebutuhan Eropa, proyek ini memperkuat posisi Uni Eropa dalam teknologi hijau.
Greenland Resources juga menjajaki ekstraksi magnesium dari air asin sebagai produk sampingan, menggunakan teknologi inovatif untuk efisiensi lebih tinggi. Meski menjanjikan, sektor tambang Greenland tetap menghadapi tantangan, termasuk kekhawatiran lingkungan dan birokrasi.
“Kami berkomitmen terhadap standar lingkungan yang ketat agar proyek ini membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat Greenland,” ujar Menteri Sumber Daya Mineral Greenland, Naaja Nathanielsen, dikutip dari Devdiscourse.
Proyek ini juga akan meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal melalui pelatihan teknis dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, Greenland Resources masih membutuhkan pendanaan tambahan sebelum operasi penuh dimulai dalam beberapa tahun ke depan. Ini memperkuat peran Greenland sebagai pusat tambang logam kritis di tengah persaingan global yang kian sengit.