Harga BBM Naik, Direktur BCA: Gak Berdampak pada Penyaluran Kredit

Jakarta, IDN Times – Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T Budiman menyatakan, pihaknya optimistis penyaluran kredit akan berjalan lancar meski di tengah kenaikan harga BBM. Terlebih lagi menurutnya, transaksi perbankan terus mengalami peningkatan setelah pelonggaran mobilitas masyarakat di masa pandemik COVID-19 ini.
“Gak ada dampaknya, sejauh ini (penyaluran kredit) so far so good.,” kata Haryanto dalam acara BCA Talk: Road to BCA Wealth Summit 2022 di Jakarta, Senin (5/9/2022).
1. Target kredit bca tahun ini dipastikan tak berubah

Haryanto mengungkapkan, pihaknya cukup optimistis penyaluran kredit tahun ini masih akan tumbuh sesuai target yang telah ditentukan. Perseroan sendiri menaikkan target penyaluran kredit dari 6-8 persen menjadi 8-10 persen.
“Kita sih terus terang masih confidence dengan penyaluran kredit dan suku bunga (tahun 2022). Kita ingin terus dukung pemulihan ekonomi ke depan. 8-10 persen kan sama, gak ada perubahan,” ujar Haryanto.
2. CASA BCA terus meningkat hingga kuartal III 2022

Keoptimisan tersebut, sambung Haryanto, didasari oleh nilai rasio dana murah atau current account saving account (CASA) BCA yang terus meningkat hingga kuartal III 2022. Per Juni 2022, tercatat angkanya mencapai 81 persen, dengan deposito yang hanya sebesar 19 persen.
“Jadi ketergantungan kita pada suku bunga depostio juga gak terlalu tinggi,” jelasnya.
3. BCA dukung kenaikan harga BBM bersubsidi

Menurut Haryanto, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk menyehatkan APBN. Maka dari itu, pihaknya akan terus mendukung kebijakan tersebut.
"Jadi kebijakan ini sudah diambil pemerintah untuk menyehatkan anggaran kita. Saya rasa kita harus mendukung, karena ini memang untuk menyehatkan anggaran dan sudah dipikirkan matang-matang oleh pemerintah,” tutup Haryanto.
Sebagai informasi, pemerintah secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Sabtu (3/9/2022). Harga Pertalite yang sebelumnya hanya Rp7.650 per liter naik menjadi Rp10 ribu per liter. Sedangkan Solar naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Adapun pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.



















