Impian Erick Pupus Jadikan Indofarma Pusat Obat Herbal Gegara Korupsi

- Menteri BUMN Erick Thohir ingin menjadikan PT Indofarma Tbk sebagai pusat obat herbal, namun tata kelola buruk menyebabkan manajemen tersandung kasus korupsi.
- Erick tengah menjalin diskusi dengan mitra strategis untuk memastikan ketersediaan bahan baku obat herbal, karena Indonesia masih bergantung pada impor 80% bahan baku.
Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bercerita ingin menjadikan PT Indofarma Tbk sebagai pusat obat herbal. Namun, kenyataaan itu tak terlaksana karena tata kelola yang tidak baik, sehingga menyebabkan manajemen perusahaan tersandung kasus korupsi.
Menurutnya, sektor obat-obatan herbal di Indonesia memiliki potensi yang besar, bahkan tidak kalah dari India dan China.
"Nah cuma kan sayangnya, kembali good corporate governance-nya (GCG). Kalau GCG dilanggar, ya cita-cita itu nggak jadi kenyataan. Jadi, sekarang di Indofarma kita kembali ke langkah awal sebenarnya, menyehatkan," kata Erick dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2024).
1. BUMN jalin diskusi dengan beberapa mitra strategi terkait suplai bahan baku

Untuk menyehatkan Indofarma, Erick pun tengah menjalin diskusi dengan beberapa mitra strategis untuk memastikan ketersediaan suplai bahan baku. Apalagi selama ini, Indonesia masih bergantung pada bahan baku impor yang mencapai 80 persen.
"Kita sedang coba berdiskusi dengan beberapa partner dari private sector yang bisa meng-guarantee bahan baku karena itu penting. Tetapi ketika produksi terjadi, sama kita coba melihat kalau bisa 50 persen dari hasil produksinya kita untuk dikirim ke luar negeri. Tapi saya memang belum boleh bicara siapa karena ini lagi proses tender," tuturnya.
2. Awasi check and balance agar bahan baku terkontrol

Berbagai upaya ini dilakukan untuk mengawasi check and balance, di mana bahan baku terkontrol, pasar dalam negerinya juga terjaga, begitu juga dengan pasar luar negerinya.
"Tidak mungkin pengawasan BUMN itu bagaimana dari public sector atau pun partnership yang namanya strategic partner atau financial partner. Seperti yang kita lihat, tentu yang kita lakukan selama ini di beberapa restructuring dan partnership ini menjadi sebuah kunci bagaimana keberlanjutannya," kata Erick.
3. Bersih-bersih BUMN akan terus dilanjutkan

Begitu pula dengan upaya penyehatan PT Kimia Farma Tbk (KAEF), Erick bilang bahwa Indonesia Investment Authority (INA) telah menanamkan investasi di BUMN farmasi tersebut.
Di sisi lain, ia pun memastikan program bersih-bersih BUMN juga masih akan dilanjutkan sesuai dengan komitmennya mewujudkan GCG.
"Kita sekarang me-reroute daripada tadi kalau temuan itu silakan. Itu ada penegak hukumnya, kita nggak segen-segen. Tetapi remodeling Kimia Farma sebagai industri, sebagai apotek ini yang mesti kita juga sustain, kita mesti jaga dengan persaingan yang sekarang terjadi," ujar Erick.