Ini Strategi IIF Perluas Pembiayaan Berkelanjutan untuk Infrastruktur

- IIF aktif menerbitkan instrumen pembiayaan berkelanjutan
- Program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) 2023 berhasil diterbitkan dengan respons positif dari pasar
- Pengembangan pasar pembiayaan berkelanjutan di Indonesia masih menghadapi tantangan
Jakarta, IDN Times - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) terus membangun rekam jejak kuat dalam penerbitan obligasi berkelanjutan sebagai katalis bagi pengembangan infrastruktur hijau di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat struktur permodalan sekaligus memperluas dukungan terhadap proyek-proyek ramah lingkungan.
Chief Financial Officer IIF, Eri Wibowo, menjelaskan salah satu tonggak penting dalam perjalanan pembiayaan berkelanjutan IIF adalah penerbitan Green Perpetual Notes pada 2023 senilai Rp335,19 miliar. Instrumen tersebut kemudian resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada awal Januari 2024.
“Instrumen ini merupakan bagian dari strategi IIF untuk memperkuat struktur modal sambil tetap menyalurkan dana ke proyek-proyek ramah lingkungan yang mengacu pada prinsip Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL),” ujarnya dalam forum Financing the Real Economy Through Inclusive Climate-Smart Infrastructure, dikutip Kamis (20/11/2025).
1. Berbagai instrumen pembiayaan berkelanjutan telah diterbitkan IIF

IIF tercatat aktif menerbitkan instrumen pembiayaan berkelanjutan. Pada Januari 2021, IIF mengeluarkan obligasi berkelanjutan yang dialokasikan untuk membiayai kembali proyek-proyek terkait energi terbarukan, efisiensi energi, pencegahan dan pengendalian polusi, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan limbah berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, bangunan hijau, infrastruktur dasar yang terjangkau, layanan esensial, perumahan terjangkau, serta ketahanan pangan.
Kemudian pada November 2025, IIF berhasil menyelesaikan Program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) 2023 melalui penerbitan obligasi senilai Rp1,5 triliun.
"Penerbitan tersebut mendapat respons positif dari pasar, tercermin dari tingkat oversubscription yang mencapai lebih dari enam kali," ungkapnya.
2. Ada tantangan pengembangan pasar pembiayaan berkelanjutan di Indonesia

Eri menambahkan, pengembangan pasar pembiayaan berkelanjutan di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, termasuk terbatasnya pasokan proyek infrastruktur hijau serta belum tersedianya insentif khusus yang dapat dirasakan langsung oleh penerbit obligasi tematik.
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) adalah lembaga keuangan swasta non-bank, yang bergerak dalam pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek- proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan lembaga keuangan internasional.
3. IIF memainkan peran penting dalam pembiayaan berkelanjutan

Untuk mendorong ekosistem yang lebih kuat, IIF turut berpartisipasi dalam Orange Forum 2025 yang diselenggarakan oleh Impact Investment Exchange bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Forum tersebut mempertemukan sekitar 300 investor institusional, pembuat kebijakan, dan pemimpin masyarakat sipil untuk merumuskan langkah strategis dalam memperluas solusi Orange Capital secara global.
“Partisipasi aktif dalam forum internasional seperti Orange Bond Forum 2025 semakin menguatkan posisi IIF sebagai pemain penting dalam ekosistem pembiayaan berkelanjutan,” tegas Eri.


















