Israel vs Iran Pecah Lagi, Pertamina Buka Opsi Beli Minyak dari Afrika

- Pertamina siap ubah jalur pelayanan distribusi minyak untuk menghadapi dampak serangan Israel ke Iran
- Harga minyak dunia naik 9 persen setelah serangan Israel ke Iran, mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir
Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) terus mengawasi konflik memanas yang kembali terjadi antara Israel dan Iran. Pertamina pun siap menghadapi segala dampaknya, terutama kenaikan harga minyak mentah dunia.
Terkait hal tersebut, VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan, kontrak impor minyak mentah saat ini cenderung lebih fleksibel. Tak heran jika kemudian Pertamina bisa mengubah sumber impor minyak mentah sewaktu-waktu.
"Kita tidak terlibat kontrak panjang, jadi kita bisa modifikasi kalau ada gangguan di satu titik, bisa shift misalnya dari Afrika dan lokasi lain," ujar Fadjar kepada awak media di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
1. Pertamina siap ubah jalur pelayanan distribusi

Pertamina, kata Fadjar, masih mengkalkulasikan dampak serangan Israel ke Iran terhadap impor minyak. Pertamina masih mengkaji dampak tersebut lantaran serangan itu baru saja terjadi.
Kendati begitu, Fadjar menegaskan, pihaknya telah terbiasa menghadapi dinamika perminyakan dunia akibat politik di Timur Tengah. Jika konflik terjadi, Pertamina biasanya mengubah jalur distribusi minyak.
"Mungkin nanti PIS dan Patra Niaga akan mitigasi dampaknya seserius apa konflik yang baru-baru ini. Biasanya kalau kemarin-kemarin yang beberapa konflik, biasanya caranya reroute, cari jalur pelayanan distribusi yang aman, kemudian mencari sumber-sumber negara lain yang bisa kita impor," kata Fadjar.
2. Harga minyak dunia naik hari ini

Sekadar informasi, harga minyak dunia naik 9 persen pada Jumat. Peningkatan itu jadi yang tertinggi dalam lima bulan terakhir pascaserangan Israel ke Iran.
Kontrak berjangka Brent naik 6,29 dolar AS atau 9,07 persen menjadi 75,65 dolar AS per barel pada pukul 03.15 GMT. Minyak ini sempat menyentuh level intraday tertinggi di 78,50 dolar AS, tertinggi sejak 27 Januari 2025.
Pada saat yang sama, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik 6,43 dolar AS atau 9,45 persen menjadi 74,47 dolar AS per barel. Minyak ini sempat mencapai 77,62 dolar AS, tertinggi sejak 21 Januari 2025.
3. Israel serang Iran lagi

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengumumkan, mereka telah melancarkan serangan pendahuluan terhadap Iran. Ia juga mengumumkan keadaan darurat di Israel.
"Setelah serangan pendahuluan Negara Israel terhadap Iran, serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap Negara Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan segera terjadi,” kata Katz dalam pengumumannya dikutip dari BBC, Jumat (13/6/2025).
Oleh karenanya, kata pernyataan itu, sesuai dengan kewenangannya berdasarkan Undang-Undang Pertahanan Sipil, Katz telah menandatangani perintah khusus, yang menyatakan bahwa keadaan darurat khusus akan diberlakukan di garis depan di seluruh wilayah Israel.