Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Istana Cari Jalan Keluar soal Utang Whoosh

 Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi di Kertanegara, Minggu (28/9/2025). (IDN Times/Muhammad Ilman Nafi'an)
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi di Kertanegara, Minggu (28/9/2025). (IDN Times/Muhammad Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Whoosh sekarang menjadi salah satu moda transportasi yang diminati masyarakat. Pemerintah juga ingin mengembangkan rute Whoosh hingga Surabaya.
  • Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, pemerintah tidak akan menanggung sebagian beban utang Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung Whoosh yang dijalankan oleh PT Kereta Cepat Indonesia–Cina (KCIC).
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi mengatakan, pemerintah akan mencari jalan keluar terkait dengan siapa yang akan membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh. Meski demikian, Prasetyo menyebut, hal itu tidak dibahas dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, pada Minggu (12/10/2025).

"Malam ini tidak (Minggu malam), malam ini tidak sempat. Whoosh bukan salah satu pembahasan malam ini. Tapi beberapa waktu yang lalu juga sudah dibicarakan untuk diminta mencari skema ya, skema supaya beban keuangan itu bisa dicarikan jalan keluar," ujar Prasetyo.

1. Whoosh sekarang jadi moda transportasi yang membantu masyarakat

PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Whoosh. (dok: kcic.co.id)
PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Whoosh. (dok: kcic.co.id)

Menurutnya, Whoosh sekarang menjadi salah satu moda transportasi yang diminati masyarakat. Pemerintah juga ingin mengembangkan rute Whoosh hingga Surabaya.

"Dan justru kita pengen sebenarnya kan itu berkembang ya, tidak hanya ke Jakarta dan sampai ke Bandung, mungkin juga kita sedang berpikir untuk sampai ke Jakarta, ke Surabaya," kata dia.

2. Menkeu tak mau bayar utang Whoos pakai ABPN

20251008_190515.jpg
Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor LPS, Jakarta, Rabu (8/10/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Sementara itu, qMenteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, pemerintah tidak akan menanggung sebagian beban utang Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung Whoosh yang dijalankan oleh PT Kereta Cepat Indonesia–Cina (KCIC).

Menurutnya, tanggung jawab penyelesaian utang seharusnya berada di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yang menaungi sejumlah BUMN, termasuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai salah satu pemegang saham KCIC.

“Yang jelas, saya belum dihubungi terkait masalah ini. Tapi KCIC sekarang kan di bawah Danantara, ya? Kalau sudah di bawah Danantara, mereka seharusnya sudah punya manajemen sendiri, dividen sendiri,” ujar Purbaya dalam Media Briefing APBN 2026 di Novotel, Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).

3. Menkeu minta Danantara kelola utang proyek KCIC Jakarta-Bandung

20251008_190515(2).jpg
Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor LPS, Jakarta, Rabu (8/10/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Ia menambahkan, Danantara saat ini mengelola dividen yang mencapai sekitar Rp80 triliun per tahun. Dengan jumlah sebesar itu, menurutnya, seharusnya dana dari Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia mampu digunakan untuk menyelesaikan persoalan utang proyek Kereta Cepat tanpa perlu melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Kalau di bawah Danantara, mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri, yang rata-rata setahun bisa mencapai Rp80 triliun atau lebih. Harusnya mereka bisa mengelola utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung dari situ,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

China Ancam Balas Tarif Baru AS di Tengah Memanasnya Perang Dagang

13 Okt 2025, 11:20 WIBBusiness