Jaga Stabilitas Harga, JAPFA Serap Ayam dari Peternakan UMKM

- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) serap lebih dari 5 ribu ekor ayam hidup dari peternak mandiri di Bogor dan Serang.
- Harga ayam turun karena melemahnya daya beli masyarakat dan tingginya pasokan, menyebabkan kelebihan pasokan.
- JAPFA terapkan model kemitraan berkelanjutan dengan fokus pada ESG, serta berkoordinasi dengan pemerintah untuk memperkuat rantai pasok pangan nasional.
Jakarta, IDN Times - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) melakukan penyerapan ayam hidup dari peternak mandiri di wilayah Bogor, Jawa Barat dan Serang, Banten. Dalam kegiatan pada Jumat (24/4/2025), JAPFA menyerap sebanyak lebih dari 5 ribu ekor ayam hidup dengan berat rata-rata antara 2,2 hingga 2,6 kilogram per ekor.
Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya menyatakan langkah ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung keberlanjutan usaha peternakan rakyat serta menjaga stabilitas harga di tingkat peternak.
“Kami berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan di pasar. Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap para peternak yang turut berperan penting dalam menghidupkan industri perunggasan nasional,” ujar Rachmat dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Minggu (27/4/2025).
1. Harga ayam di pasar tradisional drop

Jatuhnya harga ayam di pasar tradisional Indonesia telah menjadi perhatian serius dalam beberapa waktu terakhir. Penyebab terjunnya harga ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti melemahnya daya beli masyarakat setelah lebaran hingga tingginya ketersediaan pasokan yang menyebabkan oversupply.
Berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga ayam hidup di wilayah Jawa dan Jabodetabek hanya berkisar Rp15 ribu hingga Rp16 ribu. Sedangkan harga acuan pokok (HAP) dari pemerintah berada pada angka Rp25 ribu per kilonya. Tentu saja dengan kondisi harga jual tersebut tidak menutupi biaya produksi para peternak.
2. Model kemitraan untuk seimbangkan harga di produsen dan konsumen

Sebelum program ini dijalankan, JAPFA telah menerapkan model kemitraan yang berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip Environmental, Social and Governance (ESG). Upaya ini mencakup pengelolaan limbah ternak, penerapan biosekuriti yang ketat, serta peningkatan kapasitas teknis peternak.
“Penyerapan ayam ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan untuk memperkuat rantai pasok pangan nasional, serta menciptakan keseimbangan harga antara produsen dan konsumen," kata Rachmat.
3. Melibatkan lebih dari 8 ribu perternak di Indonesia

JAPFA merupakan perusahaan agribisnis terkemuka di Indonesia yang memiliki lini bisnis produksi pakan ternak, pembibitan unggas, peternakan komersial, pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen, budi daya perairan, serta perdagangan dan lain-lain. JAPFA juga berperan dalam menggerakkan ekonomi desa melalui kemitraan yang kini melibatkan lebih dari 8 ribu peternak di seluruh Indonesia.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI untuk memastikan program ini berjalan dengan optimal, sehingga manfaatnya dirasakan oleh peternak,” tutup Rachmat.