Jokowi Awasi Dampak Bonus Demografi dan Disrupsi Teknologi ke Ekonomi

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menekankan pentingnya persiapan untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Dia menggarisbawahi dua hal utama yang harus diperhatikan dan diawasi secara ketat.
Pertama, Jokowi menyoroti bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada 2030-2040. Dia mengingatkan pentingnya merencanakan dan menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) secara taktis agar bonus demografi tersebut dapat dimanfaatkan untuk membawa Indonesia menuju kemajuan.
“Persiapan untuk kualitas sumber daya manusia betul-betul memang harus direncanakan, disiapkan secara taktis sehingga betul-betul bonus demografi nanti bermanfaat dalam lompatan kita menuju ke sebuah Indonesia maju,” kata Jokowi dalam HUT BPP Hipmi di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (10/6/2024).
1. Jokowi tekankan pentingnya mengantisipasi disrupsi teknologi

Kedua, Jokowi memperingatkan tentang disrupsi teknologi. Dia menekankan perlunya kewaspadaan terhadap perkembangan teknologi seperti AI, generatif AI, dan singularitas. Menurutnya, penting untuk memahami dampak dan situasi yang akan terjadi akibat perkembangan teknologi tersebut agar tidak salah dalam mengantisipasinya.
“Ini harus betul-betul dilihat dan dicermati jangan sampai kita keliru mengantisipasi adanya disrupsi teknologi,” sebutnya.
2. Disrupsi teknologi dapat mengubah lanskap ekonomi

Lebih lanjut, Jokowi menyebut disrupsi teknologi akan menyebabkan perubahan dalam lanskap geopolitik dan ekonomi dunia, serta memengaruhi perilaku, selera, tren warna, dan budaya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menekankan perubahan semacam itu akan paling cepat diadaptasi oleh generasi muda, termasuk anggota Hipmi yang merupakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia.
“Lanskap bisnis, lanskap ekonomi, semuanya akan berubah. Dan yang paling cepat menyesuaikan diri itu biasanya anak-anak muda. Dan itu ada semuanya di Hipmi,” ujar Jokowi.
3. Jokowi sebut pengusaha muda bisa menangani disrupsi teknologi

Jokowi juga mencatat para anggota Hipmi yang tergolong generasi digital sudah terbiasa dengan perkembangan teknologi yang cepat berubah, berbeda dengan dirinya yang berasal dari generasi analog.
“Saya kira HIPMI semuanya sudah terbiasa karena memang seluruh anggota HIPMI adalah generasi digital, kalau saya ini generasi analog, jadi perbedaannya sudah sangat jauh sekali. Jadi menghadapi AI, menghadapi generatif AI, menghadai singularity saya kira rekan-rekan di Hidmi sudah sangat biasa,” tambahnya.