Jokowi Resmikan Lokasi Charge Kendaraan Listrik, Bye-bye BBM!

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo hari ini meresmikan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) ultrafast charging. SPKLU itu merupakan milik PLN. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan, SPKLU ini juga nantinya akan tersedia di 150 titik yang menjadi lokasi Presidensi G20 di Indoensia.
"Untuk mendukung KTT G20, saya senang melihat PLN telah menyiapkan 60 stasiun pengisian kendaraan listrik umum ultrafast charging 200 kw, dan SPKLU ultrafast charging yang petama di Indonesia dan 150 titik fasilitas POM charging yang akan dipergunakan oleh seluruh delegasi," ujar Jokowi dalam siaran di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).
1. Bisa isi daya hanya dengan waktu 30 menit

Jokowi mengatakan kendaraan listrik yang mengisi daya di SPKLU ultrafast charging ini hanya butuh waktu setengah jam saja. Dia mendorong ke PLN untuk terus melakukan distribusi dan pengadaan lokasi SPKLU lebih banyak lagi.
"Tadi saya dilaporkan oleh Dirut PLN, bahwa ultrafast charging ini memiliki berbagai keunggulan, pengisian dayanya hanya memerlukan waktu 30 menit untuk satu kendaraan," katanya.
2. Jokowi dorong Indonesia jadi negara terdepan dalam industri kendaraan listrik

Dalam kesempatan itu, Jokowi mendorong kepada semua pihak untuk menjadikan Indonesia menjadi negara terdepan dalam industrikendaraan listrik. Dia mengatakan, agenda Presidensi G20 bisa dijadikan tempat untuk memamerkan industri kendaraan listrik Tanah Air.
"Kita tunjukkan kepada dunia bahwa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tengah tumbuh dan berkembang cepat," ucapnya.
3. Saatnya beralih dari energi fosil

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, kini sudah saatnya beralih dari bahan bakar minyak (BBM) yang berasal dari fosil. Menurutnya, BBM saat ini seluruhnya diimpor, sehingga membebani APBN.
"Saya ingin menegaskan kembali, kendaraan listrik adalah bagian dari desain besar transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan, ketergantungan kita pada BBM pada energi fosil semakin tinggi dan sampai sat ini pemenuhan kebutuhan BBM kita kita tahu semuanya masih impor," imbuhnya.