Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kadin Rayu AS agar Produk Garmen RI Dapat Tarif Terendah

Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Anindya Bakrie berusaha negosiasi tarif garmen Indonesia dengan Amerika Serikat, harapkan tarif serendah mungkin hingga 0 persen.
  • Bertemu dengan Vice President of National Cotton Council (NCC) Amerika Serikat, Anindya meminta bantuan untuk melobi pemerintah AS agar perusahaan garmen Indonesia lebih kompetitif.

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie terus melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait tarif resiprokal. Ia berharap, pendekatan kali ini dapat membuahkan tarif serendah mungkin untuk produk garmen Indonesia.

"Kita memikirkan suatu kesepakatan (National Cotton Council/NCC), di mana kalau kita pakai semacam kapas dari Amerika ketika sudah diolah, dikirim kembali ke Amerika berupa garmen, kita bisa mendapatkan tarif yang serendah mungkin. Syukur-syukur 0 persen," kata Anindya dalam keterangannya, dikutip dari ANTARA, Minggu (4/5/2025).

Ia bertemu dengan Vice President of National Cotton Council (NCC) Amerika Serikat, Robbie Minnich, di Washington, D.C.

1. Minta NCC bantu lobi ke pemerintah AS

Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Anindya mengatakan, pihaknya meminta NCC agar dapat mempertimbangkan konsep ini. Ia berharap NCC mau membantu melobi pemerintah Amerika Serikat, khususnya Perwakilan Perdagangan AS (USTR).

"Seperti kita dengan pemerintah punya relasi yang sangat bagus, supaya perusahaan garmen kita bisa lebih kompetitif ke depannya," katanya.

2. Bersaing dengan China dan Brasil

ilustrasi tanaman kapas (pexels.com/Kamil)

Tantangan dalam hal ini sangat disadari oleh Anindya, pasalnya Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. AS juga mengambil pasokan kapas dari China dan Brasil. Meski demikian, Anindya optimis dengan peluang kerja sama yang tetap terbuka.

"Saya rasa pertemuannya sangat baik. Ini pertemuan yang berdampingan dengan pemerintah dan berfokus pada kebijakan tarif, yang kami yakin pasti ada solusinya," tutur Anindya.

3. Optimistis peluang ekspor produk garmen Indonesia makin besar

Para pekerja di industri garmen PT Sandang Asia Maju Abadi di Kota Semarang. (dok. Sandang Asia)

Anindya optimistis dengan hasil pertemuan tersebut. Ia berharap, dengan keseimbangan perdagangan yang lebih baik, peluang ekspor produk seperti garmen, alas kaki, dan elektronik akan semakin besar.

"Kami juga ingin memastikan bahwa kalau nanti kapasnya dari Amerika, mereka bisa membantu kita memastikan garmen kita tarifnya mendekati nol. Jadi kita bisa lebih kompetitif sehingga barangnya laku di Amerika," ucapnya.

Hal ini menurut dia dapat membawa manfaat luas. "Ini tentu akan membawa banyak sekali manfaat bagi seluruh perusahaan, pengusaha, dan juga pekerja di bidang tekstil dan garmen Indonesia yang jumlahnya sangat-sangat banyak, jutaan orang," ujar Anindya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us