Daftar Negara yang di Ambang Kebangkrutan, Bukan cuma Sri Lanka!

Deretan negara yang terancam bangkrit, alasannya beda-beda

Jakarta, IDN Times - Sri Lanka kini tengah mengalami krisis ekonomi terparah dalam sejarah negara tersebut sejak memperoleh kemerdekaan pada 1948 silam. Kebangkrutan Sri Lanka juga ikut membunyikan “lonceng alarm bahaya” negara-negara dengan permasalahan ekonomi yang serius di seluruh dunia.

Sri Lanka bukanlah satu-satunya negara yang berada dalam krisis karena harga makanan, bahan bakar, dan bahan pokok yang melonjak. Dilansir dari Associated Press, Selasa (12/7/2022), ada sembilan negara lain yang rupanya juga terancam alami kebangkrutan seperti Sri Lanka dengan penyebab yang berbeda-beda.

Berikut merupakan deretan negara yang terancam bangkrut.

Baca Juga: Bantuan IMF Belum Cair, Pakistan Terancam Bangkrut Susul Sri Lanka

1. Afghanistan

Daftar Negara yang di Ambang Kebangkrutan, Bukan cuma Sri Lanka!Ilustrasi penduduk Afghanistan (Pixabay.com/ArmyAmber)

Kondisi ekonomi Afghanistan telah terperosok sejak Taliban mulai mengambil alih ketika Amerika Serikat (AS) dan sekutunya-NATO menarik pasukan mereka tahun lalu. Bantuan asing yang selama ini menjadi andalan mereka secara otomatis terputus.

Afghanistan juga terkena sanksi, seperti layanan transfer bank yang terhenti dan berakibat melumpuhkan sektor perdagangan. Selain itu, pemerintahan Biden juga membekukan 7 miliar dolar AS cadangan mata uang asing Afghanistan yang disimpan di Amerika Serikat.

Hal tersebut mengakibatkan sekitar setengah dari 39 juta penduduk negara itu menghadapi tingkat kerawanan pangan yang mengancam jiwa dan sebagian besar pegawai negeri, termasuk dokter, perawat, dan guru, tidak dibayar selama berbulan-bulan.

Terlebih lagi, sebuah gempa bumi baru-baru ini terjadi dan menewaskan lebih dari 1 ribu orang yang menambah kesengsaraan negara itu.

Baca Juga: Kronologi Sri Lanka Masuk ke Jurang Krisis Ekonomi hingga Bangkrut

2. Argentina

Daftar Negara yang di Ambang Kebangkrutan, Bukan cuma Sri Lanka!Petugas kesehatan memprotes kurangnya alat pelindung diri dan meminta tes bagi anggota mereka setelah sejumlah rekan mereka terinfeksi virus corona di San Martin, pinggiran Buenos Aires, Argentina, pada 17 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Agustin Marcarian

Sekitar empat dari setiap 10 orang Argentina terpaksa harus hidup miskin karena bank sentralnya kehabisan cadangan devisa dikarenakan nilai mata uang yang melemah. Diperkirakan inflasi akan lebih dari 70 persen tahun ini.

Jutaan orang Argentina sebagian besar bertahan hidup berkat dapur umum dan program kesejahteraan negara yang banyak di antaranya disalurkan melalui gerakan sosial yang kuat secara politik terkait dengan partai yang berkuasa.

Baru-baru ini, kesepakatan dengan IMF untuk merestrukturisasi utang senilai 44 miliar dolar AS mendapat kritikan karena dinilai akan menghambat pemulihan.

3. Mesir

Daftar Negara yang di Ambang Kebangkrutan, Bukan cuma Sri Lanka!Umat Muslim di Mesir melakukan salat Idulfitri di atap hunian mereka di Kairo, Mesir, Minggu (24/5). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Abd El Ghany/foc)

Angka inflasi Mesir melonjak hampir 15 persen pada April 2022, mengakibatkan sepertiga dari 103 juta penduduknya hidup miskin. Masyarakat sudah menderita karena program reformasi ambisius pemerintah yang membuat mata uang nasional mereka mengambang dan memotong subsidi bahan bakar, air, hingga listrik.

Kebijakan bank sentral untuk menaikkan suku bunga demi mengekang laju inflasi telah menambah kesulitan pemerintah dalam membayar utang luar negeri yang menumpuk.

Meski begitu, negara tetangga seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab telah menjanjikan bantuan senilai 22 miliar dolar AS dalam bentuk deposito dan investasi langsung.

4. Laos

Daftar Negara yang di Ambang Kebangkrutan, Bukan cuma Sri Lanka!potret bendera Laos (laostravel.com)

Negara kecil yang terkurung daratan di Asia Tenggara ini sebetulnya mencatat pertumbuhan ekonomi tercepat sebelum pandemi COVID-19 melanda.

Namun, sejak pandemi, utangnya melambung tinggi persis seperti yang dialami Sri Lanka. Apalagi menurut Bank Dunia, Cadangan devisa Laos sama dengan kurang dari dua bulan impor. Mata uangnya pun jatuh 30 persen yang memperburuk kesengsaraan negara itu.

Kenaikan harga dan hilangnya pekerjaan karena pandemi sepertinya akan semakin memperburuk kemiskinan di Laos.

Baca Juga: 71 Juta Orang di Dunia Terancam Miskin Usai Invasi Rusia ke Ukraina 

5. Lebanon

Daftar Negara yang di Ambang Kebangkrutan, Bukan cuma Sri Lanka!Keadaan Port of Beirut, Lebanon setelah terjadi ledakan (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir)

Nyaris seperti Sri Lanka, Lebanon juga mengalami penderitaan karena mata uangnya jatuh hingga 90 persen. Belum lagi, lonjakan inflasi, yang berakibat pada krisis pangan dan krisis energi.

Negara ini juga menderita krisis ekonomi akibat perang saudara yang panjang sehingga menghambat pemulihan negara dan disfungsi pemerintah, serta serangan teror.

Lebanon dikatakan juga gagal membayar utang mereka senilai 90 miliar dolar AS. Rasio utangnya pun meningkat hingga mencapai 170 persen dari PDB.

Pada Juni 2021, Bank Dunia mengatakan krisis ekonomi Lebanon menempati peringkat salah satu yang terburuk di dunia dalam lebih dari 150 tahun.

6. Myanmar

Daftar Negara yang di Ambang Kebangkrutan, Bukan cuma Sri Lanka!Twitter.com/Myanmar Now

Pandemi COVID-19 dan ketidakstabilan politik menghantam ekonomi Myanmar, terutama setelah aksi kudeta militer pada Februari 2021 lalu terhadap pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.

Hal itu membuat Myanmar dihujani sanksi oleh negara Barat dengan penarikan bisnis secara besar-besaran. Ekonomi Mmyanmar mengalami kontraksi hingga minus 18 persen pada tahun lalu dan diperkirakan tidak

tumbuh pada tahun ini.
Lebih dari 700 ribu orang telah melarikan diri atau diusir dari rumah mereka karena konflik bersenjata dan kekerasan politik. Situasi yang tak terkendali membuat pembaruan ekonomi global baru-baru ini dari Bank Dunia mengecualikan proyeksi bagi Myanmar untuk 2022-2024.

7. Pakistan

Daftar Negara yang di Ambang Kebangkrutan, Bukan cuma Sri Lanka!Pasukan Pakistan di perbatasan Wilayah Kashmir Pakistan-India. twitter.com/immiemalik

Seperti Sri Lanka, Pakistan telah melakukan pembicaraan mendesak dengan IMF, berharap untuk menghidupkan kembali paket bailout atau dana talangan senilai 6 miliar dolar AS yang ditunda setelah pemerintah Perdana Menteri Imran Khan digulingkan pada April lalu.

Melonjaknya harga minyak mentah mendorong naiknya harga bahan bakar yang juga ikut menaikkan biaya lainnya, dan mendorong inflasi hingga lebih dari 21 persen. Selain itu, nilai mata uang Pakistan, rupee, telah jatuh sekitar 30 persen terhadap dolar AS pada tahun lalu.

Untuk mendapatkan dukungan IMF, Perdana Menteri Shahbaz Sharif telah menaikkan harga bahan bakar, menghapus subsidi bahan bakar dan memberlakukan “pajak super” baru 10 persen pada industri-industri besar untuk membantu memperbaiki keuangan negara yang tak stabil.

Pada akhir Maret, cadangan devisa Pakistan telah turun hingga menyentuh angka 3,5 miliar dolar AS, setara dengan hanya dua bulan impor.

8. Turki

Daftar Negara yang di Ambang Kebangkrutan, Bukan cuma Sri Lanka!Ilustrasi Bendera Turki yang dipegan oleh warga Turki (ANTARA FOTO/Reuters/Murad Sezer)

Kondisi keuangan pemerintah yang memburuk dan meningkatnya defisit neraca perdagangan serta modal, membuat Turki berada dalam masalah karena utang yang tinggi dan terus meningkat. Turki terjebak dalam krisis setelah inflasi mencapai lebih dari 60 persen dengan tingkat pengangguran yang tinggi.

Mata uang lira Turki pun jatuh ke posisi terendah sepanjang masa terhadap euro dan dolar AS sejak tahun lalu. Bank Sentral terpaksa menggunakan cadangan devisa untuk menangkis krisis mata uang tersebut.

Kebijakan pemangkasan pajak dan subsidi bahan bakar untuk meredam lonjakan inflasi yang diambil Pemerintahan Erdogan telah melemahkan keuangan pemerintah dan gagal membawa Turki keluar dari krisis.

Sementara, utang luar negeri Turki trlah menembus 54 persen dari PDB negaranya.

9. Zimbabwe

Daftar Negara yang di Ambang Kebangkrutan, Bukan cuma Sri Lanka!Aktivis yang menyuarakan kebebasan pers serta pemerintahan yang jujur dan bersih. Twitter.com/SkyNews.

Inflasi di Zimbabwe telah melonjak hingga lebih dari 130 persen, meningkatkan risiko terjadinya hiperinflasi di negara tersebut, seperti yang pernah terjadi pada 2008 lalu, dimana hiperinflasi mencapai 500 miliar persen dan menumpuk masalah pada ekonomi nya yang sudah rapuh.

Zimbabwe tengah berjuang untuk menghasilkan arus masuk yang memadai dari dolar AS yang dibutuhkan untuk ekonomi lokalnya yang sebagian besar telah terpukul oleh tahun-tahun deindustrialisasi, korupsi, investasi rendah, ekspor rendah dan utang tinggi.

Inflasi di Zimbabwe telah membuat warganya tidak lagi mempercayai mata uang tersebut sehingga menambah permintaan terhadap dolar AS. Di samping itu, banyak warga yang terpaksa melewatkan dan mengurangi porsi makan karena berjuang melawan kemiskinan.

Topik:

  • Anata Siregar
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya