Kapal Wisata yang Tenggelam di Labuan Bajo Sudah Dapat Izin Berlayar

- Ada 186 izin berlayar yang dikeluarkan pada hari terjadinya tragedi
- Informasi BMKG tetap jadi rujukan
- Masih belum ada kabar dari korban hilang
Jakarta, IDN Times - Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, menyampaikan responsnya terkait tenggelamnya kapal wisata di Perairan Pulau Padar, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dudy mengatakan, izin berlayar kapal pinisi tersebut telah diberikan sesuai prosedur yang diterapkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo, termasuk informasi mengenai kondisi cuaca.
Pemberian izin itu mengacu pada informasi cuaca resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pada saat izin berlayar dikeluarkan, kondisi cuaca di wilayah tersebut dinilai masih kondusif dan tidak bersifat ekstrem.
"Jadi cuaca, kami sudah disampaikan, kalau ekstrem tentunya pasti akan dilarang. Pada kejadian Labuan Bajo, saat diberikan surat berlayar, kondisi cuaca memang cukup kondusif untuk berlayar," ungkap Dudy dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (31/12/2025).
1. Ada 186 izin berlayar yang dikeluarkan pada hari terjadinya tragedi

Dudy menyatakan, pada hari yang sama, otoritas pelabuhan juga mengeluarkan sekitar 186 izin berlayar. Namun, dari ratusan kapal tersebut, ada satu yang mengalami insiden tenggelam akibat perubahan kondisi ombak yang terjadi secara tiba-tiba di lokasi tertentu.
"Hanya saja ada satu kapal yang berada pada titik, di mana kondisi ombaknya ternyata tiba-tiba berubah. Jadi, itu yang terjadi," kata Dudy.
2. Informasi BMKG tetap jadi rujukan

Dudy menegaskan, informasi BMKG menjadi rujukan utama Kementerian Perhubungan dan seluruh staekholder dalam menentukan boleh atau tidaknya aktivitas pelayaran.
Saat ini, sejalan dengan adanya potensi cuaca ekstrem, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo memutuskan untuk menutup sementara aktivitas pelayaran menuju Pulau Padar dan Komodo.
Dia mengingatkan para pelaku pelayaran, khususnya kapal-kapal tradisional dan wisata untuk mengikuti arahan otoritas, meski adanya peningkatan permintaan layanan pada periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini.
"Jadi, pemberlakuan berlayar atau tidak, kami merujuk kepada informasi cuaca dari BMKG. Dan itu sudah kami buktikan dengan mengeluarkan arahan di Labuan Bajo pada saat memang cuacanya tidak memungkinkan untuk dilayari," ujar Dudy.
3. Masih belum ada kabar dari korban hilang

Hingga hari kelima pencarian pada Selasa (30/12/2025), nasib pelatih Tim Wanita B Valencia CF dengan inisial FMC bersama dua anak laki-lakinya yang menjadi korban tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah di Selat Padar, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, masih belum diketahui.
Sepanjang Selasa, tim SAR mengerahkan 11 penyelam untuk melakukan operasi bawah air. Operasi penyelaman dibagi ke dalam tiga Search and Rescue Unit (SRU), yakni SRU I, SRU II, dan SRU III, yang menyisir tiga titik koordinat berbeda.
Kepala Kantor SAR Maumere, Fathur Rahman, menjelaskan Tim SAR Gabungan melaksanakan penyelaman dengan membagi operasi penyelaman menjadi tiga titik pada pukul 07.00 - 09.00 WITA. SRU I melakukan operasi pencarian menggunakan Seareader Lanal Labuan Bajo bertempat di utara pulau Serai dengan jumlah penyelam tiga orang pada koordinat 08°37.501'S-119°36.480'E.
Kemudian SRU II, menggunakan Seareader Polairud bertempat di sisi timur pulau Padar dengan jumlah penyelam empat orang pada koordinat 08°38.831'S-119°36.471'E. Sementara, SRU III menggunakan Seareader KSOP dengan titik penyelaman pulau Serai Selatan dengan jumlah penyelam 4 orang pada koordinat 08°38.379'S-119°37.261'E.
"Hasil penyelaman yang dilaksanakan oleh SRU I, SRU II dan SRU III masih nihil," kata Rahman, Selasa (30/12/2025).
Rahman mengatakan hingga pukul 16.00-17.00 WITA, Tim SAR Gabungan telah melaksanakan pencarian korban dengan metode penyisiran di atas permukaan air di sekitar LKK. Penyelaman oleh tim selam di sekitar LKK sesuai dengan rencana operasi pada hari kelima Operasi SAR masih nihil penemuan.
KM Putri Sakinah tenggelam akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi di Selat Padar pada Jumat malam (26/12/2025). Penumpang kapal wisata ini sebanyak 11 orang. Sebanyak tujuh orang selamat dan satu ditemukan meninggal serta dan korban lainnya masih hilang.



















