Kenaikan PPN Direspons Negatif, Rupiah Melemah Tajam

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah signifikan terhadap dolar AS pada awal perdagangan Kamis (19/12/2024) pagi.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah tercatat di level Rp16.254,50 per dolar AS, melemah 157 poin atau 0,98 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
1. Rupiah melemah usai The Fed tunjukkan sikap hawkish
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menyebut rupiah melemah terhadap dolar AS pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
FOMC adalah komite dalam Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang bertanggung jawab mengatur kebijakan moneter, terutama terkait tingkat suku bunga dan operasi pasar terbuka.
Meskipun The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell memberikan sinyal hawkish terkait prospek suku bunga.
"Powell memberikan pernyataan yang sangat hawkish akan prospek suku bunga dengan mengindikasikan hanya akan terjadi pemangkasan sebesar 50 basis poin tahun depan, turun dari 75-100 basis poin perkiraan sebelumnya," ujarnya.
2. Kenaikan PPN jadi 12 persen direspons negatif pelaku pasar
Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan pasar merespons negatif kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang mulai berlaku 1 Januari 2025.
Menurutnya, kebijakan tersebut tidak akan membawa perubahan signifikan, namun memberikan dampak besar bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
"Pasar merespon negatif terhadap kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen," ujar Ibrahim.
3. Proyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini
Dalam perdagangan hari ini, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif, dengan potensi ditutup melemah di kisaran Rp16.080 hingga Rp16.140 per dolar AS.
Sementara itu, Lukman memperkirakan mata uang Garuda akan bergerak dalam rentang Rp15.610 hingga Rp16.300 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.