Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Logam Tanah Jarang Begitu Penting untuk Teknologi Modern?

Enam oksida unsur tanah jarang, yaitu praseodimium, serium, lantanum, neodimium, samarium, dan gadolinium. (Peggy Greb, US department of agriculture, Public Domain, via Wikimedia Commons)
Enam oksida unsur tanah jarang, yaitu praseodimium, serium, lantanum, neodimium, samarium, dan gadolinium. (Peggy Greb, US department of agriculture, Public Domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Logam tanah jarang menjadi fondasi teknologi canggih
  • Energi hijau dan sistem pertahanan bergantung padanya
  • Peran penting dalam elektronik, medis, dan robotika
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Logam tanah jarang (rare earth minerals) kini menjadi fondasi utama di balik kemajuan teknologi dunia. Unsur seperti neodymium, praseodymium, dan dysprosium memiliki sifat magnetik dan elektrokimia yang tak tergantikan, menjadikannya bahan baku penting dalam inovasi digital dan energi hijau. Dari ponsel hingga sistem pertahanan, logam ini menggerakkan era modern tanpa banyak disadari masyarakat.

Pada 2025, pasar logam tanah jarang mulai stabil setelah periode fluktuasi harga yang tajam. Permintaan melonjak karena pertumbuhan kendaraan listrik, energi terbarukan, dan perangkat elektronik canggih. Namun, dominasi China atas 90 persen produksi global dan kebijakan kontrol ekspor terbaru memicu kekhawatiran global, mendorong banyak negara untuk mencari jalur pasok alternatif demi ketahanan ekonomi dan keamanan nasional.

1. Magnet super di balik teknologi canggih

ilustrasi area tambang (pexels.com/Tom Fisk)
ilustrasi area tambang (pexels.com/Tom Fisk)

Dilansir dari Discovery Alert, logam tanah jarang seperti neodymium dan praseodymium menjadi inti dalam pembuatan magnet berkinerja tinggi. Magnet neodymium-iron-boron (NdFeB) berperan penting dalam motor listrik, sensor canggih, dan berbagai teknologi presisi tinggi. Keunggulannya terletak pada kekuatan magnetik luar biasa yang membuat perangkat lebih efisien dan bertenaga.

Sifat luminescent (kemampuan bahan memancarkan cahaya tanpa menghasilkan panas) dari elemen seperti europium dan terbium juga memegang peran vital dalam layar televisi datar dan lampu LED. Menurut Jordy Lee dari Payne Institute di Colorado School of Mines, logam tanah jarang sulit dipisahkan karena kemiripan sifat kimianya, namun justru hal itu yang membuatnya bernilai tinggi untuk industri teknologi. Proses pemisahan yang kompleks menambah nilai strategis logam ini.

Tantangan utama bukan pada penambangan, melainkan pengolahan.

“Logam tanah jarang tidak benar-benar langka… tetapi pengolahannya adalah bagian tersulit,” kata Jordy Lee, dikutip dari Resources Radio. Keterbatasan fasilitas pengolahan di luar China memperkuat ketergantungan global terhadap rantai pasok negeri itu.

2. Energi hijau tak bisa lepas dari mineral ini

ilustrasi pembangkit listrik tenaga bayu (pexels.com/Kervin Edward Lara)
ilustrasi pembangkit listrik tenaga bayu (pexels.com/Kervin Edward Lara)

Dalam sektor energi bersih, logam tanah jarang menjadi tulang punggung utama. Magnet NdFeB yang mengandung neodymium dan praseodymium digunakan pada generator turbin angin modern, meningkatkan efisiensi konversi energi. Permintaan global untuk magnet jenis ini bahkan diperkirakan naik 15 persen sepanjang 2025, seiring ekspansi infrastruktur energi terbarukan.

Kendaraan listrik (EV) juga sangat bergantung pada material ini untuk motor penggeraknya. Laporan International Energy Agency memproyeksikan bahwa permintaan logam tanah jarang untuk energi bersih dapat meningkat hingga tujuh kali lipat pada 2040 jika target iklim global terus dikejar. Hal ini menjadikan keberadaan mineral tersebut semakin krusial bagi masa depan industri otomotif dan lingkungan.

Untuk mengurangi ketergantungan pada China, berbagai negara mulai berinvestasi dalam proyek alternatif. Salah satunya adalah kilang Iluka di Eneabba, Australia, yang dikembangkan untuk menambah pasokan berkelanjutan. Langkah ini bukan sekadar ekonomi, tapi juga upaya menjaga stabilitas geopolitik dan ekosistem global.

3. Amunisi rahasia dalam sistem pertahanan

ilustrasi jet tempur (pexels.com/pexels.com/Emrah Aslantepe)
ilustrasi jet tempur (pexels.com/pexels.com/Emrah Aslantepe)

Logam tanah jarang juga menjadi aset strategis dalam dunia pertahanan. Elemen seperti dysprosium memungkinkan magnet bekerja di suhu ekstrem, sangat penting untuk sistem radar, jet tempur, dan roket.

“Amerika Serikat (AS) kekurangan kategori logam tanah jarang berat yang diperlukan agar magnet tahan di lingkungan panas. Kita harus bekerja sama dengan sekutu,” ujar Prof. Laura Lewis dari Northeastern University, dikutip dari Business Insider.

Ketergantungan pada impor dari China, yang memegang lebih dari 60 persen produksi global, menimbulkan risiko serius bagi keamanan nasional. Pembatasan ekspor pada 2023 dan kebijakan kontrol baru yang diumumkan Kementerian Perdagangan China (MOFCOM) pada Oktober 2025 menambah tekanan terhadap rantai pasok dunia, dilansir dari Global Times.

AS kini memperkuat tambang Mountain Pass di California dan memperluas kerja sama dengan Australia serta Kanada. Tujuannya jelas yaitu menjamin ketersediaan logam penting tanpa terjebak dalam risiko geopolitik yang kian rumit.

4. Jantung dari elektronik sehari-hari

logo Netflix (pexels.com/John-Mark Smith)
logo Netflix (pexels.com/John-Mark Smith)

Hampir semua perangkat elektronik modern mengandalkan logam tanah jarang. Elemen seperti europium dan terbium menghadirkan warna dan kecerahan pada layar LED, sementara neodymium menjadi komponen penting dalam speaker dan headphone kecil. Teknologi ini memungkinkan desain perangkat semakin tipis namun tetap bertenaga.

Konsumen mungkin jarang menyadarinya, tapi setiap kali menonton televisi atau mendengarkan musik dari ponsel, logam tanah jarang berperan di balik layar. Tanpa mineral ini, performa perangkat digital modern akan jauh menurun.

Namun, produksi logam tanah jarang untuk elektronik juga menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan. Proses pengolahannya menghasilkan limbah beracun yang harus diatur dengan ketat. Inovasi pengolahan ramah lingkungan kini menjadi fokus utama industri, dilansir dari Essential Mineral Association.

5. Otak di balik teknologi medis dan robotika

ilustrasi penelitian otak (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi penelitian otak (pexels.com/Anna Shvets)

Dalam bidang medis, logam tanah jarang mendukung akurasi dan keandalan peralatan seperti mesin MRI. Magnet berbasis neodymium memberikan kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan citra tubuh manusia dengan detail tinggi. Tanpa material ini, banyak teknologi medis canggih tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Di ranah robotika, logam tanah jarang memperkuat sensor dan aktuator yang memungkinkan gerakan presisi dalam sistem otomatis. Perkembangannya pesat seiring kemajuan kecerdasan buatan dan robot industri. Tidak heran jika sektor ini menjadi ladang persaingan baru antarnegara produsen.

Tantangannya kini adalah menjaga stabilitas pasokan di tengah kebijakan ekspor ketat dari China. AS dan Uni Eropa berfokus mengembangkan kapasitas pengolahan domestik agar tak bergantung pada satu sumber utama. Ke depan, logam tanah jarang akan tetap menjadi tulang punggung inovasi, menghubungkan teknologi, energi, dan keamanan global dalam satu kesatuan strategis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Lewat Proyek TOD MRT Jakarta, Pemilik Gedung di DKI Bisa Raih Insentif

11 Okt 2025, 07:25 WIBBusiness