Kenapa Transformasi Bisnis PLN Layak Dicontoh?

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, menilai upaya PT PLN (Persero) dalam menjaga kualitas layanan listrik layak menjadi contoh di tengah kewajiban perusahaan menyetor kontribusi besar kepada negara.
"Sepanjang 2024 kualitas layanan listrik relatif stabil, tidak ada kecelakaan fatal, dan semua berjalan lancar. Bahkan, setoran PLN ke negara ikut meningkat," ujar Sugeng dalam keterangannya, dikutip Selasa (24/6/2025).
Pada 2024, PLN mampu menekan System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) sebesar 24,32 persen menjadi 3,23 kali per pelanggan. Sementara System Average Interruption Duration Index (SAIDI) juga turun 5,29 persen atau berkurang sekitar 17,89 menit dibandingkan tahun sebelumnya.
1. Kontribusi PLN dari sisi fiskal

Dari sisi fiskal, PLN mencatat total setoran ke negara sebesar lebih dari Rp65 triliun, naik 18 persen dibanding 2023.
Setoran tersebut terdiri dari dividen senilai Rp3,35 triliun, serta berbagai pajak dan retribusi lainnya, termasuk PPN, PPh, bea materai, pajak daerah, hingga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
"Hal itu menunjukkan peran PLN sebagai BUMN strategis yang menopang perekonomian nasional. Kenaikan setoran juga menandakan transformasi bisnis PLN sejak 2020 berjalan dengan baik," tutur Sugeng.
2. Rekor kinerja keuangan PLN

Tak hanya itu, kinerja keuangan PLN juga mencetak rekor. Pendapatan perusahaan pada 2024 mencapai Rp545 triliun, tumbuh 12 persen dibanding tahun sebelumnya.
"PLN berhasil menjaga profitabilitas meski menghadapi tantangan global, seperti fluktuasi harga energi dan transisi ke energi bersih. Ini hasil dari efisiensi operasional, digitalisasi, serta pembenahan tata kelola keuangan," ujar Sugeng.
3. Transformasi PLN membuahkan hasil

Sugeng pun menilai, transformasi menyeluruh yang dilakukan PLN sejak 2020 terbukti membawa dampak positif dan berkelanjutan, baik secara operasional maupun finansial.
Sugeng juga menekankan pentingnya pemerataan hasil transformasi ini, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"PLN perlu memastikan peningkatan layanan listrik juga dirasakan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia," kata dia.