Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Laba BFI Finance Susut 4,81 Persen pada 2024

Capaian kinerja PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN). (Dok/Istimewa).
Intinya sih...
  • Labar bersih BFI Finance Rp1,56 triliun, turun 4,81% dari tahun sebelumnya.
  • Total kelolaan aset perusahaan mencapai Rp25,1 triliun pada Desember 2024.

Jakarta, IDN Times - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) atau BFI Finance melaporkan laba bersih senilai Rp1,56 triliun. Realisasi ini menyusut 4,81 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp1,64 triliun. 

Bila mengacu laporan keuangan BFIN, laba perseroan yang menyusut disebabkan oleh pendapatan yang menurun tipis 0,28 persen (year on year/yoy) menjadi Rp6,33 triliun, namun jumlah beban meningkat 1,86 persen (yoy) menjadi Rp4,4 triliun. 

1. Tata kelolaan aset perusahaan capai Rp25,1 triliun sepanjang 2024

Capaian kinerja PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN). (Dok/Istimewa).

Presiden Direktur BFI Finance, Sutadi mengungkapkan, perusahaan senantiasa proaktif menerapkan cara kerja dan model operasional baru guna mendukung ekspansi bisnis jangka panjang yang mendorong kinerja perusahaan secara bertahap, melalui berbagai transformasi kerja yang komprehensif.

“Pendekatan ini menunjukkan komitmen BFI Finance untuk selaras dengan tujuan jangka panjang, serta memanfaatkan berbagai dinamika perubahan dalam tren pasar,” ujar Sutadi dalam keterangannya, Senin (24/2/2025).

Dia menjelaskan, hingga Desember 2024, total kelolaan aset perusahaan mencapai Rp25,1 triliun atau meningkat 4,7 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.

Pertumbuhan itu didukung oleh peningkatan piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) yang keseluruhannya naik 9,6 persen yoy menjadi Rp24,1 triliun. Sementara itu, pembiayaan baru mencapai Rp20 triliun atau meningkat 5,1 persen yoy.

"Porsi piutang pembiayaan terbesar adalah pembiayaan berjaminan kendaraan roda empat dan roda dua sebesar 59,5 persen, diikuti pembiayaan alat berat dan mesin sebesar 15,5 persen, dan pembiayaan berjaminan properti sebesar 5,0 persen," ungkap Sutadi.  

2. Pembiayaan kendaraan roda empat bekas dan baru kontribusinya 16,1 persen

Ilustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, untuk pembiayaan kendaraan roda empat bekas dan baru berkontribusi sebesar 16,1 persen, sedangkan pembiayaan berbasis syariah dan lainnya sebesar 3,9 persen. Pertumbuhan piutang tertinggi berasal dari segmen pembiayaan kendaraan roda empat bekas via showroom sebesar 35,3 persen yoy.

Peningkatan kinerja turut diiringi dengan kelolaan rasio pembiayaan diragukan dan macet (non performing financing/NPF) yang terjaga di posisi bruto 1,25 persen dan neto 0,21 persen per 31 Desember 2024, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,36 persen dan jauh lebih rendah lagi dibandingkan rerata industri yang berada di level rasio bruto 2,70 persen.

Adapun NPF coverage tercatat sebesar 2,7x dari nilai NPF bruto, yang menunjukkan tingkat kehati-hatian Perusahaan. Sementara itu, Perusahaan juga mempertahankan gearing ratio dalam level rendah sebesar 1,3 kali atau jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan OJK yakni 10 kali, serta di bawah rerata multifinance dengan kisaran 2,31 kali.

3. Berkomitmen jaga rentabilitas yang aman

Ilustrasi transaksi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sutadi menjelaskan, ragam dinamika sepanjang tahun 2024 di tanah air serta sederet peristiwa global turut mempengaruhi kondisi perekonomian nasional yang cukup berpengaruh pada bisnis multifinance.

"Sektor industri pembiayaan pun ditandai oleh berbagai gejolak, antara lain pelemahan daya beli masyarakat, penurunan mata uang rupiah, volatilitas harga komoditas, dan peningkatan harga bahan-bahan pokok," ungkapnya. 

Kendati demikian, perekonomian domestik tumbuh moderat berkat kemampuan pemerintah mempertahankan stabilitas serta tingkat inflasi Indonesia yang tetap terkendali di tahun politik.

Untuk menghadapi tahun ini, Sutadi menjelaskan berbagai strategi perusahaan untuk menjaga tingkat rentabilitas yang aman, antara lain, dengan menyalurkan pembiayaan secara lebih selektif dan melakukan diversifikasi produk.

"BFI Finance selalu bertransformasi agar tetap relevan dengan kondisi pasar yang semakin menantang melalui berbagai strategi dan inisiatif, antara lain, perluasan jaringan dengan peningkatan pelayanan terpadu berbasis digital, penyediaan solusi keuangan yang bersifat customer-centric, pengembangan teknologi end-to-end mulai dari sisi originasi pembiayaan hingga penagihan," tuturnya.

Selain itu, aspek layanan pembiayaan konsumen juga terus ditingkatkan, termasuk modal kerja untuk para pelaku usaha, peningkatan akses pembiayaan berbasis digital melalui perangkat mobile, dan juga pelatihan wirausaha untuk konsumen dan para pelaku bisnis.

“Tahun 2024 telah kami lalui dengan baik berkat kepercayaan dan dukungan dari para konsumen, mitra bisnis, serta semua pihak terkait. Kami akan terus mengupayakan pertumbuhan yang berkelanjutan dan tangkas melihat peluang di tengah dinamika pasar yang terjadi,” ujar Sutadi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us