5 Langkah Nyata PT Vale Indonesia untuk Pertambangan Berkelanjutan

Saat ini, industri pertambangan di Indonesia terus mengalami peningkatan, seiring dengan melimpahnya cadangan tambang yang dimiliki. Kontribusi industri pertambangan yang begitu besar terhadap negara, memainkan peran penting untuk pertumbuhan ekonomi.
PT Vale Indonesia menjadi salah satu perusahaan tambang mineral dan produsen nikel yang sudah beroperasi lebih dari 5 dekade. Beroperasi di blok Sorowako, Sulawesi Selatan, kini PT Vale Indonesia juga tengah mengembangkan proyek pertambangannya di dua wilayah lainnya, yakni blok Bahodopi di Sulawesi Tengah dan blok Pomalaa di Sulawesi Tenggara.
Melalui #MenambangKebaikan, PT Vale Indonesia terus berinovasi untuk memberikan komitmen yang kuat demi masa depan cerah dan berkelanjutan. Sebagai pionir dalam pertambangan berkelanjutan, PT Vale Indonesia juga memberikan langkah nyata yang berdampak positif bagi lingkungan, masyarakat, dan negara.
Langkah tersebut diwujudkan melalui penerapan praktik yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Kira-kira apa saja, ya? Yuk, check this out!
1. Mengurangi emisi dengan energi hijau

Bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga, PT Vale Indonesia berhasil mengurangi potensi emisi gas rumah kaca hingga 80 persen berkat uji coba Renewable Diesel Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) dalam operasi pertambangan nikel. Uji coba ini dilakukan pada dua truk tambang 100 ton di Sorowako.
HVO merupakan bahan bakar yang dibuat melalui hidrogenasi minyak nabati, bersifat ramah lingkungan dengan performa yang sebaik diesel konvensional. Dari Cilacap ke Sorowako, kolaborasi ini berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca melalui inovasi energi hijau.
Gak cuma itu, baru-baru ini, tepatnya pada Selasa (21/01/2025) PT Vale Indonesia meluncurkan program Zero Hour Refurbished Truck di Sorowako dengan memperbaiki dua unit truk yang sudah rusak sebelumnya menjadi seperti baru kembali. Dari proses perbaikan tersebut, penghematan emisi karbon terjadi sebesar 30 persen atau setara dengan 174 ton karbon per unit.
Artinya, memperbaiki truk lama lebih baik daripada membuat truk baru, karena jauh lebih hemat energi dan tidak mencemari lingkungan. Wah, keren banget, ya?
2. Reklamasi lahan pascatambang nikel

Seperti yang tertera pada Undang-Undang No. 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, PT Vale Indonesia juga melakukan reklamasi lahan pascatambang sebagai bentuk upaya melestarikan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan adanya fasilitas nursery (persemaian modern).
Lahan bekas tambang nikel seluas 2,5 hektare yang dibangun di blok Sorowako disulap menjadi lahan pembibitan tanaman asli dan endemis. Setiap tahun, PT Vale Indonesia memproduksi 700 ribu bibit di nursery dengan 65 jenis tanaman yang dikembangkan bibitnya.
Tanaman-tanaman seperti pohon Eboni (Diospyros celebica) dan pohon kayu Dengen (Dillenia serrata) menjadi prioritas utama. Pertahunnya, PT Vale Indonesia memiliki target untuk menanam 2.000 pohon untuk pohon Eboni dan 4.000 pohon untuk pohon kayu Dengen. Banyaknya pohon yang ditanam, membuat udara menjadi sejuk, deh!
3. Pengelolaan limbah

Di setiap aktivitas pertambangan, pasti akan selalu ada limbah yang tersisa. PT Vale Indonesia melakukan pengelolaan limbah secara menyeluruh dan berkelanjutan demi menjaga lingkungan tetap sehat di sekitar area pertambangan. Komitmen PT Vale Indonesia dalam pengelolaan limbah ini diikuti dengan kerangka kerja dari International Council of Mining and Metals (ICMM).
Untuk pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang terdiri dari oli, cat sisa, asbes, limbah medis, baterai dan aki bekas, serta bahan kimia yang sudah kadaluarsa, PT Vale Indonesia melakukan pengurangan jumlah limbah B3 sebanyak 50 ton per tahun dan memanfaatkan limbah B3 sebanyak 100 per tahun.
Sementara itu, untuk pengelolaan limbah non-B3 yang terdiri dari tanah pucuk, overburden, dan sampah rumah tangga, PT Vale Indonesia mengurangi timbulan non-B3 dari sampah domestik sebesar 300 ton/tahun, dan memanfaatkan limbah non-B3 sebesar 4,1 juta ton/tahun. Jumlah yang cukup fantastis, kan?
4. Konservasi keanekaragaman hayati

Sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem asli di daerah tambang, PT Vale Indonesia mendirikan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea. Taman konservasi yang diresmikan oleh mantan Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada 30 Maret 2023 ini memiliki lahan terkelola seluas 15 hektare.
Terletak di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, taman ini terdiri dari persemaian modern, taman tambang, arboretum, penangkaran rusa, showcase area, dan juga taman kupu-kupu. Rencananya, lahan ini akan dikembangkan hingga 75 hektare dengan penambahan area untuk jogging track dan pengembangan konservasi flora dan fauna.
5. Peduli dengan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan tambang

Sebagai perusahaan pertambangan, PT Vale Indonesia berambisi untuk menambang kebaikan dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang aman, nihil kecelakaan kerja fatal, dan meminimalisir Penyakit Akibat Kerja. Pencapaian ini berhasil diraih dengan tidak adanya kematian atau cacat seumur hidup pada 9 ribu pekerja selama 6 tahun berturut-turut di sepanjang periode 2016-2022.
Selain itu, PT Vale juga menggelar beberapa program terkait keselamatan dan kesehatan kerja untuk para pekerja. Salah satunya adalah pemasangan stiker Weight Maximum Capacity di setiap unit kendaraan dump truck yang hanya dapat dimuat maksimum 30 ton. Hal ini dilakukan sebagai bentuk inisiatif untuk meningkatkan keselamatan para pekerja di area lingkungan tambang.
Nah, sebagai bentuk komitmen, PT Vale Indonesia memastikan bahwa setiap langkah operasional mengutamakan keselamatan para pekerja dan keberlanjutan pertambangan. Karena pada dasarnya, keberlanjutan bukan hanya sekadar tujuan, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama. Dimulai dari keselamatan, dijalankan dengan peduli lingkungan #StartsWithMe.