Libur Nataru, Penerbangan ke Bali Melonjak

23 Des 2022, 19:06 WIB

Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. (dok. Angkasa Pura I)

Jakarta, IDN Times - PT Angkasa Pura (AP) I melaporkan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali mencatatkan lonjakan pergerakan penumpang dan pesawat tertinggi menjelang periode Libur Natal 2022 dan Tahun Baru (2023).

Dari 19 hingga 22 Desember 2022, tercatat pergerakan pesawat di Bandara I Gusti Ngurah Rai mencapai 1.470. Lalu, jumlah pergerakan penumpang mencapai 221.649 pergerakan.

"Top traffic ada di Denpasar, orang sudah dua tahun bosan di rumah saja karena pandemi, kemungkinan natalan sepertinya banyak yang mau pindah merayakan di Bali," kata Vice President Corporate Secretary Angkasa Pura (AP) I, Rahadian D. Yogisworo saat berdiskusi dengan awak media di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (23/12/2022).

1. Puncak pergerakan penumpang di Libur Nataru diprediksi terjadi hari ini

Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. (dok.IDNTimes/Angkasa Pura I)

AP I memprediksi puncak pergerakan penumpang di libur Nataru terjadi pada hari ini, Jumat (23/12), Senin (26/12), dan Jumat (20/12) mendatang.

"Prediksi puncak pergerakan di 23, 26, dan 30 Desember 2022 dan tanggal 2 Januari (2023)," tutur Rahadian.

2. Traffic di Bandara I Gusti Ngurah Rai diprediksi tembus 651 ribu selama libur Nataru

Suasana Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (Dok.IDN Times/Humas Bandara Ngurah Rai)

AP I sendiri telah menargetkan pergerakan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai bisa mencapai 633.949 selama periode libur Nataru, yakni 19 Desember 2022 sampai 3 Januari 2023. Lalu, jumlah pergerakan pesawat 4.431.

Jika angka tersebut tercapai, maka untuk penumpang tumbuh 57 persen dari pergerakan pada Nataru tahun lalu, yakni 404.231. Lalu, untuk pesawat tumbuh 34 persen dari tahun lalu yang sebanyak 3.300 pergerakan.

3. AP I minta pemerintah cabut syarat sertifikat kesehatan buat penumpang internasional

Vice President Corporate Secretary Angkasa Pura (AP) I, Rahadian D. Yogisworo. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

AP I berharap, pemerintah bisa mencabut syarat sertifikat kesehatan bagi penumpang internasional. Rahadian optimistis, jika syarat tersebut dihapuskan, maka jumlah penumpang internasional ke Indonesia, termasuk Bali bisa tumbuh tinggi.

"Harapannya health certificate yang di bandara khususnya kedatangan internasional sudah gak perlu lagi, dihilangkan untuk internasional. Toh domestik kita juga sudah enggak, gak perlu lagi diperiksa kayak gitu," kata Rahadian.