Manufaktur Tekstil Gak Berkembang Signifikan Selama 10 Tahun Jokowi

- Pertumbuhan rata-rata sektor manufaktur selama 10 tahun terakhir mencapai 15,5 persen.
- Kondisi industri tekstil, alas kaki, dan pakaian jadi cenderung tidak mengalami kenaikan signifikan, terkonfirmasi dengan banyaknya PHK yang terjadi.
Jakarta, IDN Times - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyoroti klaim pemerintah terkait investasi sektor manufaktur yang lebih besar dibanding sektor primer maupun tersier selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, pertumbuhan rata-rata sektor manufaktur selama 10 tahun terakhir sebesar 15,5 persen.
"Manufaktur itu yang jadi persoalan adalah manufaktur yang terkait dengan pengolahan hasil tambang. Sementara manufaktur yang terkait dengan industri tekstil, alas kaki, pakaian jadi itu bahkan cenderung tidak mengalami kenaikan signifikan," ujar Bhima kepada IDN Times, Kamis (17/10/2024).
1. Gelombang PHK dan deindustrialisi

Bhima menambahkan, kondisi tersebut terkonfirmasi oleh banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di industri tekstil sepanjang tahun ini. Selain itu, Bhima juga mengatakan, adanya proses deindustrialisasi prematur yang terjadi saat ini.
"Terkonfirmasi dengan gelombang PHK dan deindustrialisasi prematur yang terjadi. Jadi kan investasi besar di sektor manufaktur harusnya bisa mencegah penurunan sektor manufaktur terhadap PDB," tutur dia.
"Nah yang terjadi sekarang nggak, sektor manufakturnya terus melemah. Berarti sebagian ini masih ekstraktif juga, masih ke pengolahan hasil tambang," imbuhnya.
2. Realisasi investasi 10 tahun pemerintahan Jokowi

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani memaparkan realisasi investasi selama 10 tahun pemerintahan Jokowi tembus lebih dari Rp9.000 triliun.
"Total investasi 2014 sampai 2019 itu mencapai Rp3.294,3 triliun, tetapi dari 2019 sampai 2024 itu mencapai Rp5.823,1 triliun. Kalau dua ini kita jumlah terdapat angka total realisasi investasi selama 10 tahun adalah Rp9.117,4 triliun," ujar Rosan, dikutip Rabu (16/10/2024).
3. Kinerja investasi 10 tahun diklaim sangat baik

Lebih lanjut Rosan mengungkapkan, capaian tersebut menunjukkan kinerja investasi selama dua periode Jokowi sangat baik.
Jokowi dianggap menciptakan kestabilan ekonomi dan politik sehingga membuat investor percaya menanamkan modalnya di Indonesia.
"Ini adalah cerminan bagaimana investasi ini meningkat cukup steady, cukup baik, malah sangat baik kalau boleh saya sampaikan karena selama 10 tahun ini saya kalau bicara dengan para investor dalam dan luar negeri karena di kita ini kestabilan baik secara ekonomi, secara politik terutama, itu tercipta dengan sangat-sangat baik, sehingga kepercayaan dari para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia ini makin meningkat," tutur Rosan.