Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mau Bangun Tanggul Laut Raksasa, AHY Ungkap Ancaman di Pesisir Jakarta

Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri PU Dody Hanggodo, dan Wamen PU Diana Kusumastuti. (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • Menko IPK AHY mengungkapkan ancaman serius terhadap wilayah pesisir Jakarta, seperti banjir rob dan penurunan permukaan tanah.
  • Pemerintah terus berupaya melindungi masyarakat dengan pembangunan tanggul setinggi 4,8 meter, namun diprediksi hanya efektif hingga 2033.
  • Tanggul di Muara Baru yang membentang sekitar 2,3 km mampu melindungi lebih dari 20 ribu kepala keluarga, namun wilayah tersebut mengalami penurunan permukaan tanah hingga 10 cm per tahun.

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan ancaman serius yang dihadapi wilayah pesisir Jakarta, seperti banjir rob dan penurunan permukaan tanah.

Hal itu diungkapkan AHY dalam kunjungan lapangannya ke sejumlah titik di pesisir utara Jakarta bersama Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, dan Wakil Menteri (Wamen) PU Diana Kusumastuti.

AHY mengungkapkan hal itu di tengah rencana Presiden Prabowo Subianto untuk membangun tanggul laut raksasa (giant sea wall) guna melindungi kawasan pantai utara Jakarta dari bencana yang semakin mengancam keselamatan warganya.

"Kita tahu bahwa masyarakat pesisir utara Jakarta ini selalu terancam akan bencana yaitu banjir rob," kata AHY di Kali Baru, Jakarta, Senin (4/11/2024).

1. Tanggul pantai Kalibaru tak bisa bertahan lama

Ilustrasi tanggul pantai. (IDN Times/Trio Hamdani)

AHY menyampaikan pemerintah terus berupaya melindungi masyarakat di pesisir pantai utara, salah satunya dengan pembangunan tanggul di Kalibaru setinggi 4,8 meter. Tanggul tersebut dirancang untuk melindungi warga dari dampak banjir atau kenaikan permukaan air laut.

Namun, dia menjelaskan infrastruktur tersebut diprediksi hanya efektif hingga 2033. Jadi, diperlukan perencanaan jangka panjang setelah periode tersebut untuk mengantisipasi potensi ancaman yang lebih besar.

"Itu di prediksi tanggul ini, 4,8 meter ini bisa sampai dengan 2033. Nah, beyond atau lebih dari tahun 2033, kita harus berpikir juga," tuturnya.

2. Muka tanah di Muara Baru turun 10 cm per tahun

Ilustrasi pesisir utara Jakarta. (IDN Times/Trio Hamdani)

AHY juga menyinggung tanggul di Muara Baru yang membentang sekitar 2,3 km. Dengan ketinggian 4,8 meter, tanggul tersebut mampu melindungi lebih dari 20 ribu kepala keluarga dan area seluas sekitar 160-170 hektare.

Dia menekankan tanpa keberadaan tanggul ini, keselamatan warga akan terancam, mengingat permukaan air di kawasan tersebut sudah lebih tinggi dibandingkan rumah-rumah di sekitarnya.

Namun, Muara Baru termasuk wilayah dengan penurunan permukaan tanah (land subsidence) yang paling parah di Jakarta. Dia menyebut wilayah tersebut mengalami penurunan hingga 10 cm per tahun.

"Jadi setiap tahun itu bisa turun permukaan tanahnya hingga 10 cm. Jadi kalau 10 tahun itu 1 meter, 1 meter tuh segini gitu, bisa turun ya tentunya bisa terjadi banjir," paparnya.

3. Pemerintah kaji pembangunan tanggul laut raksasa

Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono. (IDN Times/Trio Hamdani)

AHY menyatakan pentingnya mencegah penurunan permukaan tanah, serta perlunya perencanaan infrastruktur untuk mengantisipasi dampaknya. Pemerintah mempertimbangkan pembangunan tanggul yang lebih besar, yang sering disebut sebagai giant sea wall.

"Apakah perlu tanggul yang lebih besar lagi? sering dikatakan sebagai giant sea wall itu, seberapa tingginya, nah ini kita akan pelajari lebih dalam lagi," paparnya.

AHY menegaskan hasil kajian akan disampaikan secara transparan kepada publik. Tujuan utama dari langkah itu, menurutnya, adalah melindungi masyarakat dari bahaya banjir baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
Anata Siregar
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us