Mengenal Atrisi dalam Bisnis, Cara Tekan Biaya Tanpa PHK

- Jenis-jenis atrisi meliputi: Atrisi Sukarela, Tidak Sukarela, Internal, dan Terkait Demografi serta Pelanggan.
- Atrisi memiliki sisi positif dalam mengurangi staf tanpa PHK, memperbaiki keberagaman departemen, dan mengukur tingkat kepergian karyawan sukarela.
- Atrisi berbeda dengan PHK dan pergantian karyawan. Perusahaan dapat menggunakan data atrisi untuk mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan.
Jakarta, IDN Times - Atrisi dalam dunia bisnis adalah pengurangan jumlah karyawan secara bertahap dan disengaja. Istilah tersebut sering dipakai profesional Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menggambarkan kondisi ketika karyawan mengundurkan diri atau pensiun, namun posisi mereka tidak digantikan oleh perusahaan.
Atrisi karyawan terjadi ketika tenaga kerja meninggalkan perusahaan, baik secara sukarela maupun tidak, dan biasanya disebut pembekuan perekrutan. Metode tersebut memungkinkan perusahaan menekan biaya tenaga kerja tanpa harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Dilansir Investopedia, beberapa alasan terjadinya atrisi antara lain gaji atau tunjangan yang tidak memuaskan, kurangnya kesempatan pengembangan karier, kondisi tempat kerja yang buruk, ketidakseimbangan kehidupan kerja, penyakit atau kematian, masa pensiun, serta relokasi.
1. Jenis-jenis atrisi

Jenis-jenis atrisi meliputi:
Atrisi Sukarela: Karyawan keluar atas kemauan sendiri, bisa karena pindah pekerjaan, relokasi, mencoba karier baru, atau pensiun alami.
Atrisi Tidak Sukarela: Perusahaan memberhentikan karyawan karena kinerja buruk, pelanggaran aturan, penghapusan posisi, atau kondisi ekonomi.
Atrisi Internal: Karyawan pindah departemen atau divisi, contohnya promosi atau penyesuaian posisi sesuai keterampilan.
Atrisi Terkait Demografi: Kelompok karyawan tertentu meninggalkan perusahaan secara cepat, misalnya wanita, minoritas etnis, veteran, karyawan senior, atau penyandang disabilitas, yang bisa menjadi indikasi adanya diskriminasi.
Atrisi Pelanggan: Jumlah pelanggan menurun, yang disebut churn, karena pelanggan setia beralih ke produk lain, layanan buruk, atau kualitas produk menurun.
2. Manfaat dan pentingnya mengukur atrisi

Atrisi memiliki sisi positif, terutama saat ekonomi sulit. Dengan atrisi, perusahaan bisa mengurangi staf tanpa melakukan PHK, mengatasi redundansi, mempermudah restrukturisasi, membawa karyawan baru dengan energi segar, memperbaiki keberagaman departemen, dan menghapus karyawan berkinerja buruk untuk meningkatkan budaya kerja dan efisiensi.
Mengukur tingkat atrisi membantu perusahaan mengetahui jumlah karyawan yang keluar dalam periode tertentu, mengidentifikasi masalah potensial, dan memahami penyebab kepergian karyawan sukarela.
Contohnya, jika 25 karyawan keluar dari 250 karyawan rata-rata, tingkat atrisinya mencapai 10 persen. Memantau hal itu juga membantu perusahaan menilai dampak kehilangan karyawan berpengalaman terhadap produktivitas dan keuntungan, termasuk potensi kehilangan pelanggan.
3. Atrisi vs PHK dan pergantian karyawan

Atrisi berbeda dengan PHK, yang bersifat tidak sukarela. PHK biasanya terjadi karena krisis keuangan, perubahan struktur perusahaan, atau merger, sementara atrisi alami terjadi sukarela. PHK yang tidak diikuti perekrutan kembali dapat meningkatkan tingkat atrisi.
Atrisi juga berbeda dengan pergantian karyawan (turnover). Turnover terjadi saat karyawan lama digantikan orang baru, sedangkan atrisi mengurangi jumlah staf. Perusahaan dapat menggunakan data pergantian karyawan atau atrisi untuk mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan.
Selain itu, atrisi pelanggan menjadi perhatian penting, karena penurunan jumlah pelanggan bisa berdampak pada pendapatan. Strategi untuk menghentikan atrisi pelanggan termasuk menyediakan produk dan layanan sesuai keinginan konsumen, memberikan layanan yang baik, mengikuti tren pasar, dan menanggapi keluhan dengan cepat.
Secara keseluruhan, atrisi bisa menjadi sinyal masalah yang harus diperbaiki, sekaligus memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menata kembali tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi.