Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal BDS, Gerakan Palestina Lawan Israel Tanpa Kekerasan

Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (Dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Jakarta, IDN Times - Salah satu kampanye yang digaungkan untuk melawan pendudukan Israel atas Palestina adalah Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS). Mengutip situs resminya, BDS merupakan gerakan kebebasan, keadilan, dan kesetaraan, yang dipimpin Palestina, dengan menjunjung prinsip sederhana, warganya berhak atas hak sama seperti umat manusia lainnya.

Pada 2005, organisasi masyarakat sipil Palestina menyerukan kampanye BDS sebagai bentuk tekanan tanpa kekerasan terhadap Israel. Gerakan BDS diluncurkan oleh 170 serikat pekerja Palestina, jaringan pengungsi, organisasi perempuan, asosiasi profesional, komite perlawanan rakyat, dan badan masyarakat sipil lainnya.

1. Tiga tuntutan BDS

Anak Palestina menarik gerobak yang ditumpangi saudaranya saat mengungsi dari konflik bersenjata Israel dan milisi Palestina di Jalur Gaza, Palestina, Jumat (14/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/foc.)

Terinspirasi oleh gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan, seruan BDS Palestina mendesak tekanan tanpa kekerasan terhadap Israel. Harapannya, Israel mematuhi hukum internasional dengan memenuhi tiga tuntutan.

Pertama, mengakhiri pendudukan dan kolonisasi seluruh tanah Arab dan membongkar tembok apartheid. Selama ini, sebagai bagian dari pendudukan militernya, Israel mencuri tanah dan memaksa warga Palestina masuk ke ghetto, dikelilingi oleh pos pemeriksaan, pemukiman, dan menara pengawas, serta tembok apartheid ilegal.

Israel telah memberlakukan pengepungan abad pertengahan di Gaza, mengubahnya menjadi penjara terbuka terbesar di dunia. Israel juga secara teratur melakukan serangan besar-besaran di Gaza yang dikutuk secara luas sebagai kejahatan perang dan kemanusiaan.

Kedua, mengakui hak-hak dasar warga negara Arab-Palestina di Israel dan memberikan hak kesetaraan penuh. Seperlima warga Israel merupakan warga Palestina yang tetap berada dalam garis gencatan senjata setelah 1948.

Mereka mengalami sistem diskriminasi rasial yang tercantum dalam lebih dari 50 undang-undang yang berdampak pada setiap aspek kehidupannya. Pemerintah Israel terus melakukan pengusiran paksa komunitas Palestina dari tanahnya sendiri. Para pemimpin Israel secara rutin dan terbuka menghasut kekerasan rasial terhadap mereka.

Ketiga, menghormati, melindungi, dan memajukan hak pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah serta harta bendanya seperti diatur dalam Resolusi PBB 194.

Sejak pendiriannya yang penuh kekerasan pada 1948, melalui pembersihan etnis terhadap lebih dari separuh penduduk asli, Israel telah berupaya untuk menguasai sebanyak mungkin tanah dan mencabut sebanyak mungkin warga Palestina. Akibat perpindahan paksa yang sistematis ini, kini terdapat lebih dari 7,25 juta pengungsi Palestina. Mereka tidak diberi hak untuk kembali ke rumah mereka hanya karena mereka bukan orang Yahudi.

2. Dampak BDS terhadap perekonomian Israel

Ilustrasi Grafik Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Sejak pertama kali digaungkan sembilan tahun silam, para ahli menyatakan BDS memiliki dampak cukup besar terhadap perekonomian Israel.

Menurut laporan PBB, BDS telah menjadi faktor utama di balik penurunan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) di Israel sebesar 46 persen pada 2014.

Sejalan dengan itu, eksportir Israel berulang kali mengeluhkan semakin sulitnya mengirim produk-produknya ke Eropa.

3. Kapal-kapal Israel dilarang berlabuh di banyak pelabuhan dunia

Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Dampak lain BDS buat Israel adalah pelarangan kapal-kapalnya berlabuh di banyak pelabuhan dunia. Contohnya, mobilisasi masyarakat selama serangan Israel terhadap Gaza pada 2014, mencegah kapal-kapal Israel berlabuh di Oakland, California. 

Hal tersebut juga menjadi tindak lanjut dari tindakan para pekerja dermaga di pelabuhan-pelabuhan Afrika Selatan, Swedia, dan India, dalam beberapa tahun terakhir.

4. Perusahaan-perusahaan Israel diboikot

PM Israel tolak gencatan senjata di Gaza (IDN Times/Aditya Pratama)

BDS juga membuat perusahaan air milik Israel, Mekorot, kehilangan kontrak di Brasil, Argentina, Portugal, dan Belanda. Di sisi lain, pemerintah Kuwait memboikot 50 perusahaan yang berkaitan dengan pendudukan Israel terhadap Palestina.

Kampanye BDS terkait kebijakan air apartheid Israel sukses membuat Mekorot kehilangan kontrak di negara-negara tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us