Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Wash Trading, Skema Transaksi yang Menyesatkan Investor

Mengenal Wash Trading, Skema Transaksi yang Menyesatkan Investor
ilustrasi saham (pexels.com/Hanna Pad)
Intinya sih...
  • Cara kerja wash trading dan dampaknya: Pemerintah federal Amerika Serikat telah melarang praktik wash trading sejak diberlakukannya Commodity Exchange Act pada 1936. Regulasi tersebut mengatur agar seluruh perdagangan komoditas dilakukan melalui bursa yang teregulasi guna mencegah manipulasi pasar.
  • Persinggungan wash trading dan high-frequency trading: Isu wash trading kembali menjadi perhatian publik pada 2013 seiring meningkatnya penggunaan high-frequency trading. Metode tersebut memanfaatkan komputer berkecepatan tinggi dan koneksi internet cepat untuk mengeksekusi ribuan hingga puluhan ribu transaksi dalam hitungan detik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Praktik wash trading dinilai berpotensi menyesatkan pelaku pasar karena menciptakan kesan volume perdagangan efek yang lebih tinggi dari kondisi sebenarnya.

Dilansir Investopedia, skema ini dilakukan dengan cara memperdagangkan efek yang sama oleh pihak yang sama, baik melalui kolusi dengan broker maupun transaksi mandiri, sehingga memunculkan aktivitas pasar yang bersifat semu.

Melalui pola tersebut, investor dapat terdorong menganggap suatu efek memiliki minat pasar yang tinggi dan arah harga yang jelas, padahal aktivitas perdagangannya tidak mencerminkan transaksi ekonomi yang riil.

1. Cara kerja wash trading dan dampaknya

Mengenal Wash Trading, Skema Transaksi yang Menyesatkan Investor
ilustrasi saham (unsplash.com/PiggyBank)

Pemerintah federal Amerika Serikat telah melarang praktik wash trading sejak diberlakukannya Commodity Exchange Act pada 1936. Regulasi tersebut mengatur agar seluruh perdagangan komoditas dilakukan melalui bursa yang teregulasi guna mencegah manipulasi pasar.

Sebelum larangan diberlakukan, praktik wash trading kerap digunakan untuk menaikkan harga saham secara artifisial demi keuntungan pihak tertentu.

Untuk menutup celah serupa, Commodity Futures Trading Commission (CFTC) melarang broker memperoleh manfaat dari transaksi wash trade, termasuk dalam kondisi ketika broker mengaku tidak mengetahui maksud transaksi nasabahnya.

Aturan tersebut juga mewajibkan broker melakukan uji kelayakan terhadap nasabah untuk memastikan transaksi dilakukan dalam rangka kepemilikan manfaat yang sah.

Selain itu, Internal Revenue Service (IRS) tidak mengakui kerugian yang timbul dari wash sale, yakni transaksi jual beli efek dalam rentang waktu 30 hari yang menghasilkan kerugian.

2. Persinggungan wash trading dan high-frequency trading

Mengenal Wash Trading, Skema Transaksi yang Menyesatkan Investor
ilustrasi saham (unsplash.com/Chris Liverani)

Isu wash trading kembali menjadi perhatian publik pada 2013 seiring meningkatnya penggunaan high-frequency trading. Metode tersebut memanfaatkan komputer berkecepatan tinggi dan koneksi internet cepat untuk mengeksekusi ribuan hingga puluhan ribu transaksi dalam hitungan detik.

Pada 2012, CFTC sempat mengkaji praktik high-frequency trading untuk menelusuri potensi pelanggaran aturan wash trading.

Upaya pengawasan tersebut berlanjut pada 2014 ketika Securities and Exchange Commission (SEC) menindak Wedbush Securities terkait lemahnya pengendalian atas pengaturan platform perdagangan nasabahnya.

Kondisi tersebut dinilai membuka peluang bagi sebagian pelaku high-frequency trading untuk melakukan transaksi wash trade serta bentuk manipulasi pasar lainnya.

3. Contoh kasus wash trading di pasar keuangan

Mengenal Wash Trading, Skema Transaksi yang Menyesatkan Investor
ilustrasi saham (unsplash.com/Carlos Muza)

Secara umum, wash trade merupakan transaksi yang saling meniadakan dan tidak menghasilkan nilai komersial. Meski demikian, praktik ini tercatat pernah digunakan dalam berbagai kasus di pasar keuangan global.

Salah satunya terjadi dalam skandal LIBOR, ketika wash trade digunakan untuk memberikan imbalan kepada pihak yang terlibat dalam manipulasi penetapan suku bunga yen Jepang.

Otoritas keuangan Inggris mencatat adanya transaksi wash trade yang dilakukan trader UBS dengan sebuah perusahaan pialang untuk menghasilkan biaya ratusan ribu pound sterling.

Selain itu, wash trade juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakan volume palsu pada suatu saham. Skema ini dilakukan dengan memperdagangkan saham secara cepat antar pihak yang berkolusi, sehingga menarik perhatian investor lain.

Setelah harga bergerak, pelaku awal dapat mengambil posisi berlawanan untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Berapa Bunga Kredit Mobil Bekas di Indonesia? Cek Simulasinya!

24 Des 2025, 02:07 WIBBusiness