Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menilik Prospek Saham DADA Seiring Minat Investasi Vanguard

ilustrasi saham naik (pexels.com/Jakub Zerdzicki)
ilustrasi saham naik (pexels.com/Jakub Zerdzicki)
Intinya sih...
  • DADA cocok dijadikan investasi jangka panjang: Saham DADA memiliki potensi kenaikan signifikan hingga Rp230 ribu per lembar
  • DADA terus buka akses investasi asing: Pengendali saham DADA sepakat menurunkan porsi kepemilikan demi membuka free float lebih besar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Rumor ketertarikan perusahaan manajemen aset global asal Amerika Serikat (AS), Vanguard Group terhadap saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) semakin menguat. Vanguard disebut tertarik dengan saham emiten properti tersebut lantaran dianggap punya prospek pertumbuhan jangka panjang dan rencana free float oleh pengendali saham.

Untuk diketahui, Vanguard Group merupakan pengelola dana terbesar di dunia dengan portofolio setara 50 kali APBN. Vanguard pun dikenal sebagai institusi global yang portofolionya selalu tumbuh dua digit setiap tahun, berkat strategi investasinya yang disiplin, konsisten, dan fokus pada aset likuid serta prospektif.

"Bagi investor yang berorientasi jangka panjang, masuknya Vanguard menjadi pintu masuk untuk mendapatkan saham bagger (naik berkali-kali lipat). Namun, para investor tetap harus memperhatikan manajemen uang (money management) dan profil risiko masing-masing," tutur analis pasar modal, Rendy Yefta, dikutip Senin (6/10/2025).

1. DADA cocok dijadikan investasi jangka panjang

ilustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)
ilustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Rendy menambahkan, saham DADA punya potensi untuk jadi saham yang dipegang untuk jangka panjang lantaran perkiraan kenaikannya cukup signifikan. Dia meyakini, target harga saham DADA bisa menyentuh Rp230 ribu per lembar dengan kapitalisasi pasar menembus 100 miliar dolar AS.

"Target tersebut bukan hal mustahil, tapi butuh keyakinan, kesabaran, dan keteguhan hati," kata Rendy.

Saham DADA terpantau terus mengalami kenaikan sejak awal Agustus hingga Oktober 2025, dari di bawah Rp50 menjadi Rp150 per lembar. Lonjakan itu terjadi di tengah ekspektasi investor terhadap pembagian dividen pada 10 Oktober 2025 dan rencana pembukaan free float yang lebih besar.

2. DADA terus buka akses investasi asing

Kawasan di jakarta dengan harga tanah termahal
SCBD Jakarta (unsplash.com/Fahrul Razi)

Sementara itu, pengendali saham DADA dikabarkan telah sepakat menurunkan porsi kepemilikan saham demi membuka free float (kepemilikan saham oleh publik) lebih besar. Artinya, semakin banyak saham DADA yang beredar di publik dan institusi.

Hal tersebut menjadi skema yang disukai Vanguard, yakni free float besar, transaksi ramai, dan likuiditas tinggi. Pola tersebut terjadi dalam kepemilikan saham Vanguard di berbagai emiten global seperti Microsoft, Apple, Mitsubishi, Meta, Kajima hingga NVIDIA.

Selain itu, potensi DADA untuk terbang juga dipicu oleh posisi strategis sejumlah asetnya yang ada di segitiga emas Jakarta (Sudirman-Thamrin-Kuningan). Lewat kepemilikan lahan di kawasan komersial tersebut, DADA dianggap menjadi pintu masuk investor asing yang ingin mengakses properti premium di Indonesia.

Dorongan lain datang dari kebijakan pemerintah berupa insentif pajak seperti pembebasan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan penggelontoran dana ratusan triliun untuk sektor riil yang membuat properti Indonesia sedang berada di momentum emas.

3. Bukan untuk trader jangka pendek

ilustrasi trader (freepik.com/tonodiaz)
ilustrasi trader (freepik.com/tonodiaz)

Meski begitu, Rendy mengingatkan langkah DADA menuju valuasi besar tidak bakal berjalan mulus. Menurut dia, bakal ada koreksi harga atau suspensi sementara oleh regulator guna menjaga stabilitas pasar.

"Kenaikan signifikan akan membuat regulator 'mengistirahatkan' saham untuk menjaga stabilitas pasar," kata dia

Sementara itu, sambung Rendy, aksi korporasi akan dilakukan mulai dari right issue, akuisisi lahan, hingga konsolidasi aset. Semua itu memerlukan waktu dan kesabaran.

"Hal tersebut menjadi dasar bahwa saham DADA bukan untuk para trader jangka pendek. Perjalanan ini penuh turbulensi dan koreksi atas saham. Bagi investor yang bersabar, hal ini menjadi peluang untuk potensi imbal hasil yang sangat besar," ujar Rendy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Bank Mandiri Serap 63 Persen dari Penempatan Dana Rp55 Triliun

06 Okt 2025, 17:54 WIBBusiness