Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menperin yang Mumpuni Kunci Prabowo Bikin Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Penetapan Prabowo dan Gibran sebagai Presiden dan Wapres Terpilih 2024 di KPU pada Rabu (24/4/2024). (youtube.com/KPU RI)
Intinya sih...
  • Pemerintahan Prabowo-Gibran memiliki PR untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen atau bahkan mencapai 8 persen.
  • Menperin perlu memaksimalkan perannya, karena kebijakan industri yang lemah membuat pertumbuhan ekonomi stagnan pada level 5 persen.
  • Sektor industri tumbuh rendah dan lambat, Menperin dinilai terbatas dalam kebijakan yang tidak mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.

Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka punya pekerjaan rumah (PR) yang mesti dikerjakan demi bisa mewujudukan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen atau bahkan mencapai 8 persen seperti yang pernah dijanjikan dalam kampanye terdahulu.

Guru Besar Ilmu Ekonomi sekaligus Pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J Rachbini mengatakan, Prabowo sebagai Presiden RI berikutnya perlu memaksimalkan peran dan kinerja Menteri Perindustrian (Menperin).

Janji untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen hanya menjadi angan-angan jika Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Prabowo-Gibran tidak sanggup mengerjakan PR tersebut.

"Jika ingin berbeda dari pemerintahan sebelumnya, maka kunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi Kementerian Perindustrian dan kebijakan industrinya. Tanpa itu, Indonesia akan menjadi underdog di ASEAN," kata Didik dalam catatannya yang diterima IDN Times, Selasa (18/6/2024).

1. Absennya peran dan kinerja Menperin bikin pertumbuhan ekonomi RI stagnan

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Didik menambahkan, absennya peran dan kebijakan Menperin jadi biang kerok yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus stagnan pada level 5 persen.

"Kegagalan mendorong ekonomi tumbuh di atas 6 persen karena faktor ini di mana sektor industri tumbuh rendah dan bergerak sangat lambat. Ini terjadi karena absen dan kekosongan kebijakan industri dan kemenetrian perindustrian yang dorman," ujar dia.

Pemerintahan saat ini dan sebelumnya dinilai Didik gagal menempatkan sektor industri sebagai lokomotif pertumbuhan dan sekaligus karena Kemenperin mandek serta mandul dalam menjalankan kebijakan industrinya.

"Faktor kritis dalam pertumbuhan ekonomi di masa pemerintahan Prabowo nanti terletak di kementerian ini," katanya.

2. Peran Kemenperin sangat terbatas

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (DOK Kemenperin)

Selama ini peran Menperin dan kementerian yang dipimpinnya sangat terbatas dengan kebijakan lemah dan tidak bernilai signifikan untuk memajukan sektor industri.

Selain itu, sektor industri juga tumbuh di bawah 5 persen dalam beberapa tahun terakhir sehingga tidak memiliki daya dorong dan tidak mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi ke level lebih tinggi.

"Bahkan sektor ini justru mandek dengan pertumbuhan bahkan hanya 3-4 persen yang menandakan ketiadaan dan absen kebijakan industri. Industri dimatikan karena kebijakan yang surut dan tidak memberikan kesempatan, ruang, dan dorongan bagi industri nasional," ujar Didik.

3. Pertumbuhan ekonomi 2023 alami penurunan

Ilustrasi penurunan (IDN Times/Arief Rachmat)

Sebelumnya diberitakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mencapai 5,05 persen (yoy). Kinerja ekonomi ini lebih rendah dibandingkan realisasi 2022 sebesar 5,31 persen (yoy).

"Ekonomi Indonesia 2023 mencatatkan pertumbuhan yang solid. Ini ditopang seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada 2023," jelas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia A Widyasanti, saat konferensi pers, Senin (5/2/2024).

Amalia menjelaskan sektor lapangan usaha menunjukkan laju positif yang disumbang industri pengolahan, industri perdagangan, pertanian pertambangan, dan konstruksi.

Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi secara tahunan adalah sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 13,96 persen, jasa lainnya tumbuh 10,52 persen," ucap dia.

Sementara pertumbuhan dari akomodasi dan makanan minuman mencapai 10,01 persen. Pertumbuhan ini ditopang berbagai event Indonesia sepanjang tahun lalu.

"Pertumbuhan akomodasi dan makanan minuman ditopang oleh faktor peningkatan mobilitas masyarakat penyelenggaraan event internasional seperti Piala Dunia U-17, pertemuan KTT Asean, Moto GP Mandalika, dan persiapan pemilu," kata Amalia.

Sementara itu, sumber pertumbuhan ekonomi 2023 masih ditopang industri pengolahan.

"Industri pengolahan topang sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 0,95 persen, walaupun angka ini relatif lebih kecil dari 2022. Namun lebih besar dari 2021," ujar Amalia.

Selain itu, Amalia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2023 juga ditopang lapangan usaha, seperti perdagangan yang memberikan sumber pertumbuhan 0,63 persen. Kemudian, transportasi dan pergudangan memberikan sumber pertumbuhan 0,58 persen, serta informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,49 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us