Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Meta Masuk Daftar Teroris Rusia, Pasang Iklan IG-Facebook Kena Pidana

Ilustrasi logo perusahaan Meta dan media sosial Facebook (unsplash.com/Dima Solomin)

Jakarta, IDN Times - Rosfinmonitoring, badan pemantau keuangan Rusia, memasukkan raksasa perusahaan Meta Platforms Inc ke dalam daftar teroris dan extremis pada Selasa (11/10/2022). Bulan Juni lalu, platform Facebook dan Instagram yang dimiliki Meta, telah dilarang oleh Rusia karena dianggap mengampanyekan Russophobia.

Dengan masuknya Meta ke dalam daftar teroris oleh pemantau keuangan Rusia, maka bank dapat membekukan dana perusahaan tersebut yang ada di Moskow. Kelompok yang termasuk dalam daftar ini adalah Taliban dan kelompok oposisi Rusia.

1. Mengiklan di Facebook atau Instagram bisa dikenai pidana

Rusia telah melarang produk Meta, yakni Instagram dan Facebook karena melakukan aktivitas ekstremis. Moskow juga menuduh perusahaan tersebut menoleransi Russophobia selama invasi Rusia ke Ukraina.

Platform media sosial yang populer itu pada akhirnya tidak dapat diakses pengguna Rusia tanpa menggunakan VPN (virtual private network). Dalam perkembangan terbaru, Meta telah dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris atau ekstremis.

Dengan keputusan itu, warga dan perusahaan Rusia yang membeli iklan di Facebook atau Instagram, dapat menghadapi hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan mendukung ekstremisme, tulis The Moscow Times.

Pengacara hak asasi manusia Pavel Chikov menjelaskan bahwa jaksa Rusia sudah mulai membagikan pemberitahuan kepada warga dan memperingatkan tanggung jawab administratif atau pidana untuk pengguna Facebook dan Instagram.

2. VPN semakin luas digunakan

ilustrasi (Unsplash.com/Petter Lagson)

Di Rusia, produk Meta yang paling populer adalah WhatsApp dan Instagram. Instagram memiliki posisi yang krusial karena itu merupakan faktor penting untuk iklan dan penjualan.

Meski begitu, menurut BBC, penggunaan VPN yang kian meluas, membuat larangan pada platform Instagram tidak benar-benar bisa menghentikan warga Rusia untuk mengaksesnya. Untuk Facebook, platform itu telah jauh ketinggalan karena ada produk Rusia yang populer yakni VK. 

Jika Moskow juga bergerak untuk melarang WhasApp, maka akan membuat warga Rusia terputus dari dunia luar. Ini karena aplikasi perpesanan tersebut adalah aplikasi yang paling populer saat ini di Negeri Beruang Merah.

3. Rusia bergerak untuk melarang VPN

Saat pelarangan beberapa platform milik Meta mulai berlaku, telah terjadi peningkatan pengguna VPN secara drastis di Rusia. Pihak berwenang Rusia kemudian mencoba untuk membatasi daftar VPN yang dilarang di negara tersebut.

Melansir Reuters, regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor, telah memiliki daftar VPN yang dilarang. Upaya mencoba memblokir VPN sejak tahun 2021 telah dilakukan, tapi banyak layanan yang masih bisa digunakan oleh warga Rusia.

Di sisi lain, meski raksasa perusahaan teknologi Meta dimasukkan dalam daftar teroris, para pengguna platform sebenarnya dinilai tidak melanggar hukum.

"Keputusan Rosfinmonitoring untuk menempatkan Meta dalam daftar organisasi ekstremis sama sekali tidak mengubah situasi bagi pengguna jejaring sosial Meta, pengguna produk Meta tidak melanggar hukum," kata Andrey Klishas, anggota parlemen senior Rusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us