Negosiasi Tarif Trump, RI Bakal Impor 15 Juta Boe dari AS

- Negosiasi tarif resiprokal AS
- Swasta juga berpeluang ikut impor energi
- Tarif final resiprokal ditargetkan rampung Desember 2025
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pemerintah tengah menawarkan negosiasi tarif resiprokal kepada Amerika Serikat (AS) dengan membuka volume keran impor minyak dan gas (migas) sebanyak 15 juta barrel of oil equivalent (boe) dari Amerika Serikat (AS)
"Salah satunya terkait dengan pembelian migas secara komersial dari Amerika, di mana penugasannya salah satunya akan diberikan kepada Pertamina. Besaran volumenya sekitar 15 juta (boe)," ungkap Airlangga saat ditemui usai Rapat Koordinasi Komite Kebijakan KUR, Senin (17/11/2025).
1. Bagian dari negosiasi tarif resiprokal AS

Ia menyatakan rencana tersebut merupakan bagian dari negosiasi penurunan tarif resiprokal yang masih berjalan, dan nantinya kesepakatan itu akan diatur melalui peraturan pemerintah (PP) maupun peraturan presiden (Perpres).
Aturan ini akan mengatur mekanisme dan prosedur impor tersebut. Langkah ini diharapkan bisa memperjelas kepastian hukum dan meningkatkan kepercayaan pelaku pasar.
2. Swasta juga berpeluang ikut impor energi

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan dalam proses negosiasi ini, pihak swasta juga memiliki peluang untuk berpartisipasi. Ia menyebut PT Lotte Chemical Indonesia (LCI), yang baru saja membangun pabrik petrokimia di Cilegon, Banten, menyatakan kesiapan untuk mengimpor hingga 5 juta ton LPG.
“Salah satunya adalah perusahaan yang baru diresmikan oleh Bapak Presiden. Jadi itu menjadi salah satu alternatif. Artinya, kesempatan ini juga terbuka bagi pihak lain yang berencana membeli energi dari Amerika,” ujarnya.
Dengan demikian, negosiasi ini tidak hanya memberi manfaat bagi perusahaan BUMN, tetapi juga membuka peluang bagi sektor swasta untuk berperan lebih aktif dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional.
3. Tarif final resiprokal ditargetkan rampung Desember 2025
Airlangga mengatakan pemerintah masih mengupayakan agar negosiasi tarif resiprokal ini dapat rampung pada Desember 2025, sehingga perencanaan impor migas dan LPG dapat segera dilakukan secara efektif.
Airlangga menambahkan, keberhasilan negosiasi ini akan menjadi langkah penting dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah perdagangan energi internasional.

















