Nigeria Kehilangan Pasokan Listrik akibat Mogok Kerja

- Serikat pekerja di Nigeria mogok kerja, menyebabkan pemadaman listrik dan penutupan bandara.
- Kongres Buruh Nigeria (NLC) dan Kongres Serikat Buruh (TUC) memprotes upah minimum yang baru.
- Maskapai penerbangan lokal menangguhkan operasi, ratusan penumpang terdampar akibat aksi mogok tersebut.
Jakarta, IDN Times - Serikat pekerja di Nigeria melakukan mogok kerja yang membuat pemadaman listrik dan penutupan bandara-bandara besar. Hal itu membuat aktivitas negara terpadat di Afrika tersebut terganggu pada Senin (3/6/2024).
Para pekerja mematikan jaringan listrik nasional. Mereka mengusir operator stasiun transmisi utama dan mematikan enam gardu induk. Pekerja lain yang dikirim untuk memulihkan jaringan listrik juga diblokir.
Aksi mogok kerja tersebut adalah yang keempat kalinya sejak Bola Tinubu menjabat sebagai Presiden Nigeria. Dia melakukan reformasi ekonomi seperti mengakhiri subsidi bahan bakar yang mengakibatkan lonjakan inflasi yang mencapai rekor tertinggi dalam 28 tahun terakhir.
1. Tuntutan kenaikan gaji serikat pekerja akan ganggu stabilitas perekonomian

Ada dua serikat pekerja yang melakukan mogok yakni Kongres Buruh Nigeria (NLC) dan Kongres Serikat Buruh (TUC). Keduanya merupakan federasi serikat pekerja terbesar di negara tersebut.
Dilansir VOA News, mereka mogok tanpa batas waktu karena menilai pemerintah gagal menyetujui upah minimum yang baru.
"Kami menuntut upah yang layak," kata NLC.
Serikat menginginkan upah bulanan minimum saat ini ditingkatkan hampir 336 dolar (Rp5,4 juta) dari 20 dolar (Rp324 ribu). Pemerintah telah setuju menaikkan hingga 40 dolar (Rp648 ribu).
Menteri Penerangan Mohammed Idris mengatakan, tuntutan serikat pekerja itu akan meningkatkan tagihan pemerintah sebesar 6,3 miliar dolar (Rp102 triliun) yang akan mengganggu stabilitas perekonomian.
2. Maskapai hentikan penerbangan, penumpang terdampar
Aksi mogok kerja membuat maskapai penerbangan lokal menangguhkan penerbangan sampai pemberitahuan lebih lanjut. Ibom Air termasuk yang melakukan hal itu.
Dilansir Al Jazeera, maskapai lain yakni United Nigeria, mengatakan bandara-bandara di seluruh negeri telah ditutup dan para pekerja yang mogok tidak mengizinkan satu pun penerbangannya beroperasi.
Hal itu mengakibatkan ratusan penumpang terdampar. Para analis memperingatkan upah minimum bulanan yang dituntut serikat pekerja tidak dapat dipertahankan di negara-negara bagian Nigeria. Mereka akan kesulitan membayar gaji.
"Menandatanganinya (undang-undang upah baru) adalah satu hal, tetapi kemampuan Anda untuk mempertahankannya adalah hal lain," kata Muda Yusuf, kepala Pusat Promosi Perusahaan Swasta Nigeria.
3. Nigeria mengalami defisit anggaran tahunan

Tinubu melakukan reformasi ekonomi seperti menghentikan subsidi bahan bakar, yang menurutnya perlu dan akan membuahkan hasil di masa depan. Tapi reformasi itu telah memberi tekanan pada inflasi.
Harga gas melonjak lebih dari dua kali lipat di negara yang tercatat sebagai salah satu produsen minyak terbesar di Afrika.
Dilansir Deutsche Welle, melambatnya pertumbuhan dan berkurangnya penerimaan pajak memperburuk masalah tersebut. Ini karena Nigeria terbebani pembayaran utang yang tinggi dan saat ini mengalami defisit anggaran tahunan sekitar 5 persen dari PDB.
Pencabutan subsidi bahan bakar dinilai hanya menguntungkan golongan masyarakat yang relatif makmur dibanding masyarakat miskin.