Nikel dan Kelapa Sawit Bakal Dapat Kelonggaran Tarif Resiprokal Trump

- Pemerintah Indonesia sedang negosiasi dengan AS untuk menurunkan tarif resiprokal atas nikel dan komoditas lainnya.
- Presiden AS, Donald Trump membebaskan tarif resiprokal atas komoditas tembaga dari Indonesia.
- Tarif resiprokal diharapkan turun di bawah 19 persen untuk nikel dan beberapa komoditas lainnya.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia sedang melakukan negosiasi dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan tarif resiprokal atas komoditas nikel.
Negosiasi itu dilakukan usai Presiden AS, Donald Trump membebaskan tarif resiprokal atas komoditas tembaga dari Indonesia.
"Kebetulan untuk copper kita 0 persen sudah disetujui. Copper 0 persen, nikel sudah kita mintakan juga," kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, dalam Indonesia-Japan Executive Dialogue 2025 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Meski tak 0 persen, dia optimistis AS akan memberikan tarif resiprokal di bawah 19 persen terhadap nikel dan beberapa komoditas lainnya.
"Tetapi yang baru saja itu copper, dan kelihatannya nikel dan yang lain-lain itu akan disetujui juga, mungkin tidak 0 persen, tetapi jauh di bawah 19 persen," ucap Rosan.
Rosan mengatakan, pemerintah masih terus melakukan negosiasi dengan United States Trade Representative (USTR) atau Kantor Perwakilan Dagang AS.
"Itu kan baru satu yang disetujui, nanti sedang negosiasi tim dengan USTR di Amerika Serikat, sedang berjalan untuk beberapa produk lainnya yang memang tidak bisa dihasilkan di Amerika Serikat," ujar Rosan.
Dia mengatakan, negosiasi itu juga dilakukan untuk komoditas kelapa sawit.
"Itu juga," ujar Rosan.