Pabrik Diminta Pakai Bahan Nontimbal, PT Timah Klaim Pasokan Cukup

Jakarta, IDN Times - PT Timah Industri menyatakan pihaknya siap memasok bahan baku nontimbal untuk industri pipa poly vinyl chloride (PVC). Sebab, timbal memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Untuk itu, anak perusahaan PT Timah Tbk tersebut telah memproduksi bahan baku nontimbal untuk industri pipa PVC berupa tin stabilizer. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah agar Indonesia bebas timbal.
"Kami kalau dari industri pipa kami ada di hulu karena termasuk bahan tambahan pembuatan pipa PVC. Sebagai pengganti timbal stabilizer itu ada tin stabilizer dan mix metal stabilizer," kata Direktur Utama PT Timah Industri Ria Pawan dalam keterangan tertulis, Senin (23/10/2023).
1. Jamin siap menyuplai bahan baku nontimbal untuk industri

Paparan timbal pada manusia dapat menyebabkan lebih dari 8 juta anak Indonesia memiliki kadar timbal dalam darah melebihi 5 mikrogram per desiliter (μg/dL). Paparan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mereka, untuk masyarakat, bahkan bisa mengakibatkan dampak yang fatal terhadap tubuh manusia.
Timah Industri, sebagai produsen bahan baku nontimbal, memastikan sudah siap untuk menyuplai tin stabilizer yang bersifat nontimbal untuk industri terutama pipa PVC.
"Tin stabilizer kami sudah dipakai salah satu pipa air minum bebas timbal PT Avian di Surabaya. Kalau pabrikan pipa yang berbasis timbal mau mengganti ke tin stabilizer kami siap suplai," sebut Ria.
2. Kemenperin diminta pacu penggunaan bahan baku nontimbal
.jpg)
Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) juga telah meminta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) agar dapat menggunakan bahan baku nontimbal pada industri yang memiliki kontak dengan manusia.
"Saya kira di Kemenperin juga mulai kita kembangkan bagaimana menghilangkan atau meminimalkan zat adiktif seperti timbal ini dalam produk yang utamanya sangat rentan berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari oleh masyarakat," kata Asisten Deputi (Asdep) Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marves Rofi Alhanif.
Sejalan dengan itu, Kemenperin mendorong kolaborasi antara industri dan produsen bahan baku, agar tin stabilizer yang diproduksi PT Timah Industri dapat diserap secara maksimal di dalam negeri.
"Kita mendorong business matching, di mana industri PVC sebagai pengguna tin stabilizer bisa komunikasi dengan PT Timah Industri sebagai produsen dari tin stabilizer itu sendiri. Sama-sama keuntungan bersama, jadi PT Timah Industri tidak perlu mengekspor dan kebutuhan dalam negeri terpenuhi tanpa perlu impor tin stabilizer itu sendiri," kata Ketua Pokja Industri Logam Kemenperin Ginanjar Mardhikatama.
3. BSN terbuka atas usulan menghilangkan timbal dalam proses produksi

Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyatakan terbuka atas usulan untuk menghilangkan atau mengganti timbal dalam proses produksi industri, mengingat berbahaya dampak timbal kepada masyarakat luas.
"Kami akan sangat terbuka apabila ada usulan terkait dengan penambahan parameter logam berat dalam hal ini timbal, tentu kita juga pahami bersama standar ini membutuhkan kolaborasi untuk pembahasan tingkat teknis," kata Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal BSN Heru Suseno.
Hal itu diperkuat oleh Kementerian Kesehatan yang menyambut baik adanya standarisasi tersebut. Sebab, timbal berdampak bagi kesehatan mulai dari gangguan pencernaan, gangguan saraf, gangguan jantung, ginjal, sistem reproduksi dan kehamilan serta kelainan darah yang menyerang anak-anak dan ibu hamil.
"Saya kira itu sangat penting membantu anak-anak kita ke depan, kalau ditambah SNI untuk logam berat di plastik saya kira itu sangat penting sekali. Kalau boleh itu terealisasi," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan.