Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ada Konflik Israel-Iran, Simak 3 Rekomendasi Saham Pekan Ini

Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat selama sepekan sebesar 0,74 persen pada level 7.166,06 pada akhir perdagangan Jumat (13/6/2025). Meskipun menguat, IHSG sebenarnya membentuk pola shooting star yang merupakan salah satu jenis bearish candle.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menjelaskan, IHSG sebenarnya sempat menguat di awal pekan karena adanya pertemuan Amerika Serikat (AS) dan China di London. 

“Bahkan dalam sepekan, posisi tertinggi IHSG sempat berada di 7.239,95 karena AS dan China telah menyepakati kerangka kerja untuk mengimplementasikan gencatan perang dagang,” ujar Imam dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/6/2025).

1. Sentimen asing dari konflik Israel-Iran

Sistem anti-rudal Israel atau Iron Dome mencegat roket-roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza terlihat dari kota Ashkelon, Israel, Rabu (10/5/2023). ANTARA FOTO/Reuters/Amir Cohen/nym.
Sistem anti-rudal Israel atau Iron Dome mencegat roket-roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza terlihat dari kota Ashkelon, Israel, Rabu (10/5/2023). ANTARA FOTO/Reuters/Amir Cohen/nym.

Namun, belum lama perang dagang reda, timbul konflik baru yang bukan perang tarif. Kali ini perang sungguhan lantaran Israel dalam Operation Rising Lion melancarkan serangan udara terbesar ke wilayah Iran dalam sejarah konflik kedua negara pada Jumat akhir pekan lalu.

“IHSG pun terdampak atas konflik tersebut,” kata Imam.

IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami pelemahan pada penutupan perdagangan awal pekan atau Senin (16/6/2025).

Berdasarkan data RTI, IHSG ambruk ke zona merah pada akhir perdagangan hari ini atau melemah 48,47 poin (-0,68 persen) ke level 7.117,59.

Sebelumnya pada perdagangan akhir pekan atau Jumat (13/6/2025), IHSG menguat 38,30 poin (-0,53 persen) ke level 7.166,06.

2. Proyeksi IHSG pekan ini

ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)

Lantas bagaimana proyeksi IHSG pekan ini atau 16-20 Juni 2025? Meskipun ada banyak data ekonomi yang akan rilis, tetapi pelaku pasar akan fokus pada dua agenda. Dua agenda tersebut adalah FOMC yang kemungkinan FFR masih akan ditahan dan eskalasi konflik Israel dan Iran.

Konflik Israel-Iran meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang besar di Timur Tengah. Negara-negara seperti Lebanon (melalui Hezbollah), Suriah, dan Yaman (Houthi) diperkirakan bisa terlibat jika eskalasi terus berlanjut, serta campur tangan negara dengan kekuatan militer yang besar seperti AS.

Maka dari itu, pada pekan ini PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan IHSG akan melemah dengan support 6.994 dan resistance di 7.239.

3. Rekomendasi saham pekan ini

Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk merespons perkembangan pasar yang akan banyak dipengaruhi eskalasi konflik Israel dan Iran, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memberikan rekomendasi sejumlah saham energi. Berikut daftarnya:

1. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

Konflik Israel dan Iran memicu kenaikan harga minyak secara global karena adanya kekhawatiran akan terganggunya jalur distribusi melalui Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia.

Sekitar 20 persen dari pasokan minyak dunia melewati Selat Hormuz setiap hari. Negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, dan UEA sangat bergantung pada jalur ini untuk mengekspor minyak mentah ke pasar global di Asia, Eropa, dan Amerika. Sebelumnya pada 2019 dan 2020, saat Iran dan AS bersitegang pada 2019 dan 2020, harga minyak sempat melonjak hingga lebih dari 10 persen dalam waktu singkat karena ancaman Iran menutup Selat Hormuz.

2. PT Elnusa Tbk (ELSA)

Seperti halnya MEDC, ELSA terpengaruh konflik terbaru. Konflik Israel dan Iran memicu kenaikan harga minyak global karena adanya kekhawatiran terhadap terganggunya Selat Hormuz, jalur vital yang dilewati 20 persen pasokan minyak dunia setiap hari. Negara-negara besar pengekspor minyak sangat bergantung pada selat ini.

3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Konflik antara Israel dan Iran, telah memicu gelombang safe haven flows. Goldman Sachs memproyeksi harga emas dunia akan menuju 3.700 dolar AS per troy ounce pada akhir 2025. Di sisi lain, BofA juga memproyeksi emas akan menuju kisaran 4.000 dolar AS per troy ounce dalam 12 bulan ke depan, dengan konflik Timur Tengah sebagai katalis utama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us