4 Cara Menggabungkan Investasi Jangka Panjang dan Pendek

- Tentukan tujuan keuangan yang jelas, misalnya dana liburan untuk investasi jangka pendek dan dana pensiun untuk investasi jangka panjang.
- Alokasikan dana sesuai prioritas, misalnya alokasi 30% untuk investasi jangka pendek dan 70% untuk investasi jangka panjang.
- Pilih instrumen yang tepat, seperti deposito atau reksadana pasar uang untuk investasi jangka pendek, dan saham atau obligasi untuk investasi jangka panjang.
Investasi merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam mengelola keuangan yang ada, termasuk membangun kekayaan di masa depan. Namun, nyatanya banyak orang yang bingung dalam memilih antara investasi jangka panjang yang relatif stabil atau investasi jangka pendek yang memang lebih cepat dalam memberikan hasil.
Sebetulnya kedua jenis investasi tersebut dapat saling melengkapi apabila dikombinasikan dengan strategi yang sesuai. Berikut ini merupakan beberapa cara untuk menggabungkan antara investasi jangka panjang dan pendek agar dapat memberikan hasil yang lebih optimal, sekaligus mengurangi risiko dalam perencanaan keuangan yang ada.
1. Tentukan tujuan keuangan yang jelas

Langkah pertama untuk menggabungkan investasi jangka panjang dan pendek adalah memahami terlebih dahulu terkait tujuan keuanganmu. Tujuan jangka pendek pada umumnya mencangkup kebutuhan dalam satu hingga tiga tahun, sementara tujuan jangka panjang mungkin bisa lebih dari lima hingga sepuluh tahun.
Sebagai contoh, dana liburan atau membeli gadget baru dapat kamu tambahkan sebagai instrumen jangka pendek, seperti reksadana pasar uang. Sedangkan untuk dana pensiun atau pendidikan anak biasanya lebih cocok apabila ditempatkan pada jenis investasi jangka panjang, seperti obligasi atau bahkan saham.
2. Alokasi dana sesuai prioritas

Penggabungan investasi sebutlah tidak bisa dilakukan tanpa alokasi dana yang sesuai dengan kebutuhan. Kamu harus membagi porsi dana untuk jangka pendek dan jangka panjang agar nantinya tidak sampai mengganggu stabilitas keuangan yang dimiliki.
Contoh yang perlu diperhatikan adalah misalnya 30 persen dana dapat dialokasikan ke investasi jangka pendek untuk kebutuhan yang bersifat darurat, sementara 70 persen sisanya dapat dialokasikan ke investasi jangka panjang untuk bisa menunjang pertumbuhan aset. Dengan pembagian tersebut, maka kamu pun akan tetap merasa aman dalam menghadapi adanya kebutuhan secara mendesak tanpa harus mengorbankan tujuan masa depan.
3. Pilih instrumen yang tepat untuk kedua jenis investasi

Pemilihan instrumen yang sesuai tentu merupakan langkah penting untuk bisa mengoptimalkan kombinasi investasi yang dimiliki. Instrumen jangka pendek pada umumnya memiliki risiko yang lebih rendah dan likuiditasnya pun lebih tinggi, sedangkan untuk instrumen jangka panjang menawarkan potensi keuntungan yang jauh lebih besar.
Contoh instrumen jangka pendek meliputi deposito, tabungan berjangka, atau reksadana pasar uang. Sementara itu, saham, obligasi, emas, dan properti merupakan pilihan umum untuk investasi jangka panjang.
4. Evaluasi dan sesuaikan strategi secara berkala

Menggabungkan investasi tidak cukup hanya dengan menempatkan dana, namun kamu juga harus melakukan evaluasi secara berkala. Hal ini tentu merupakan langkah penting karena kondisi ekonomi dan juga kebutuhan pribadi bisa saja mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Setidaknya dengan berusaha melakukan evaluasi, maka kamu bisa menyesuaikan porsi antara investasi jangka pendek dan panjang sesuai dengan situasi yang ada. Cara ini tentunya dapat memastikan bahwa strategi yang memang kamu gunakan tetap sesuai dan bisa memberikan keuntungan yang lebih optimal ke depannya.
Menggabungkan investasi jangka panjang dan pendek untuk merupakan strategi cerdas agar bisa memeroleh tujuan keuangan yang matang. Dengan melakukan beberapa langkah di atas, maka kamu bisa mendapatkan keseimbangan antara keamanan dan juga pertumbuhan aset yang diperoleh. Lakukan perencanaan yang matang agar investasimu berjalan dengan lebih optimal!