Pariwisata Jadi Alat Pertahanan Ekonomi, Usai Trump Kerek Tarif Impor

Intinya sih...
- Sektor pariwisata bisa jadi penyeimbang ekspor jasa, tidak terganggu oleh tarif dagang AS.
- Pengembangan pariwisata di daerah perlu ditingkatkan untuk menjadikan Indonesia destinasi wisata dunia.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Putri Wardhana, mengatakan, sektor pariwisata memiliki peran penting sebagai alat pertahanan ekonomi nasional. Hal ini teurtama dalam menghadapi tekanan eksternal akibat kebijakan tarif dagang Amerika Serikat (AS) terhadap produk impor sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Menurut Widiyanti, sektor pariwisata Indonesia memiliki potensi besar yang dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber devisa utama yang bebas dari hambatan perdagangan. Hal ini dinilainya dapat mendukung perekonomian nasional.
“Ketika ekspor barang terkena tarif tinggi, kita harus melihat sektor lain yang bisa menjadi penyeimbang. Pariwisata adalah bentuk ekspor jasa yang tidak terganggu oleh kebijakan tarif dagang. Dengan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara, kita dapat menjaga stabilitas rupiah dan cadangan devisa,” ujar Menpar Widiyanti dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/4/2025).
1. Sebaran wisatawan mancenagara di Indonesia masih terpusat dan belum merata
Widiyanti mengajak para pemangku kepentingan di sektor pariwisata untuk memperhatikan tiga strategi utama dalam menghadapi dinamika perdagangan global.
Pertama, pariwisata dijadikan sebagai ekspor jasa penyeimbang dengan kekayaan alam, seni budaya, dan kreativitas masyaraka. Apalagi, Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi.
Dalam catatannya, persebaran 13,9 juta wisatawan mancanegara di Indonesia saat ini masih sangat terpusat di destinasi tertentu. Dengan demikian, Kemenpar mengajak pelaku usaha pariwisata di seluruh daerah untuk memanfaatkan peluang dari perubahan dinamika global. Tujuannya untuk menggiatkan Indonesia sebagai destinasi wisata dunia.
"Kesiapan destinasi, produk wisata, usaha pariwisata, tenaga kerja, hingga promosi yang terarah perlu diupayakan secara terintegrasi. Didukung upaya promosi dan pengembangan pemerintah, Kemenpar optimistis upaya ini akan menjadi sumber devisa yang tinggi, memitigasi dinamika global, dan menjadi ekspor jasa penyeimbang," kata dia.
2. Kembangkan desa wisata
Menurutnya, UMKM dan ekonomi lokal penyedia jasa pariwisata harus dioptimalkan. Hal itu tidak hanya terbatas pada destinasi tertentu saja tetapi juga harus dimulai dari desa.
Kemenpar pun berkomitmen untuk mengembangkan desa wisata dan mendorong aktivitas ekonomi berbasis pariwisata di seluruh Indonesia.
"Langkah ini bertujuan untuk mendistribusikan manfaat ekonomi secara merata dan mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekspor manufaktur yang terkena dampak tarif," kata Widiyanti.
3. Dorong pengembangan pariwisata berkualitas tinggi
Selanjutnya, ia meminta semua pihak terkait untuk fokus pada pengembangan pariwisata berkualitas tinggi atau high quality tourism. Hal itu dilakukan dengan mengusahakan pengalaman wisata berkualitas yang dapat menarik pengeluaran berwisata lebih tinggi.
Data historis menunjukkan, segmen wisatawan yang rela mengeluarkan biaya untuk pengalaman wisata berkualitas relatif memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap fluktuasi harga global.
Tak hanya itu, ia juga mengidentifikasi ruang untuk pelaku usaha pariwisata Indonesia. Menurut dia, hal ini masih terbuka luas dan Kemenpar mendukung penuh upaya tersebut.
"Program unggulan pariwisata naik kelas berfokus pada sektor maritim, gastronomi, dan wellness," kata dia.
Dengan langkah-langkah ini, Menpar Widiyanti optimistis sektor pariwisata tidak hanya mampu menopang perekonomian nasional di tengah tekanan eksternal, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai destinasi unggulan di kancah global.