Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IMF Peringatkan Risiko Besar Tarif Impor Trump, Ancam Ekonomi Global!

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva (kiri). (Cassidydhdh, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva (kiri). (Cassidydhdh, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, memperingatkan penerapan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menimbulkan risiko signifikan bagi ekonomi global. Pernyataan tersebut disampaikannya seiring pasar saham dunia terus dilanda aksi jual besar-besaran.

Georgieva mengatakan penting bagi AS dan mitra dagangnya untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang global. Dia mengimbau Washington dan mitranya untuk bekerja secara konstruktif guna menyelesaikan ketegangan perdagangan dan mengurangi ketidakpastian.

"Kami masih menilai implikasi ekonomi makro dari langkah-langkah tarif yang diumumkan, tetapi langkah-langkah tersebut jelas merupakan risiko yang signifikan terhadap prospek global di saat pertumbuhan ekonomi sedang lesu," kata Georgieva pada Kamis (3/4/2025), dikutip dari The Guardian.

Trump mengumumkan tarif timbal balik sebesar 10 hingga 50 persen kepada produk impor dari sebagian besar mitra dagangnya. Langkah tersebut menandai peningkatan tajam dalam kebijakan perdagangan AS dan telah menarik perhatian global karena berpotensi mengganggu arus perdagangan internasional dan meningkatkan tekanan ekonomi dunia.

1. Pasar saham global kembali melanjutkan penurunan

Tarif baru Trump telah memicu penurunan tajam di pasar saham global, salah satunya pasar saham AS yang mengalami hari perdagangan terburuk sejak dampak pandemik COVID-19 pada 2020. Para investor khawatir kebijakan tarif akan meningkatkan harga dan membebani pertumbuhan di Negeri Paman Sam dan luar negeri.

Pada Jumat (4/4/2025), pasar saham kembali berjatuhan di saat pasar terus bereaksi terhadap ketidakpastian seputar dampak ekonomi dari tarif AS. Pasar Eropa mengalami penurunan lebih lanjut saat perdagangan berlangsung, di mana indeks FTSE 100 Inggris turun 1,5 persen, Dax Jerman turun 2,1 persen, dan indeks Cac 40 Prancis turun 1,6 persen, mengutip BBC.

Sementara itu, pasar saham di Asia Pasifik juga telah menurun. Indeks Nikkei Jepang turun hampir 3 persen pada Jumat dan mengakhiri pekan dengan penurunan 9 persen. Selain itu, indeks Kospi Korea Selatan ditutup turun 1,3 persen, serta Indeks ASX 200 Australia turun 2,2 persen di tengah kekhawatiran akan resesi global setelah pengumuman tarif Trump.

2. Pasar dinilai tidak siap menghadapi besarnya tarif Trump

Trump menunjukkan rincian tarif timbal balik AS. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Trump menunjukkan rincian tarif timbal balik AS. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Kepala riset ekuitas di Hargreaves Lansdown, perusahaan jasa keuangan di Inggris, Derren Nathan, mengungkapkan bahwa pasar nampaknya tidak siap menghadapi besarnya tarif yang diumumkan oleh Gedung Putih.

Dalam evaluasinya yang dipublikasikan pada Juni lalu, IMF mengatakan AS mengalami defisit yang terlalu besar dan terbebani oleh utang yang terlalu banyak. Trump mengatakan bahwa tarif akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya, meski beberapa ekonom telah memperingatkan tentang perlambatan di Negeri Paman Sam dan ekonomi global.

Seiring dengan kebijakan tarif baru Trump, IMF dan Bank Dunia telah menyampaikan argumennya terhadap kemungkinan putusnya hubungan dengan AS. Itu merupakan bagian dari transformasi radikal hubungan internasional yang dilakukan badan tersebut, dilansir The Economic Times.

3. Negara-negara yang dikenakan tarif akan bernegosiasi dengan AS

ilustrasi rincian tarif timbal balik Trump (work prepared by an officer or employee of the United States Government, Public domain, via Wikimedia Commons)
ilustrasi rincian tarif timbal balik Trump (work prepared by an officer or employee of the United States Government, Public domain, via Wikimedia Commons)

Menteri Keuangan Inggris mengatakan pihaknya sedang bernegosiasi secara intensif dan dengan cepat mengamankan kesepakatan dengan AS. Pemerintahnya juga berkonsultasi terkait kemungkinan tindakan balasan.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Jepang, Shigeru Ishiba, menyebut tarif 24 persen yang dibebankan Trump kepada negaranya sebagai krisis nasional. Negeri Sakura itu mengekspor barang senilai 143 miliar dolar AS (setara Rp2.368 triliun) ke AS setiap tahunnya.

Beberapa negara Asia lainnya yang menghadapi tarif terberat berupaya bernegosiasi dan menenangkan AS. Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menginstruksikan kabinetnya untuk menghilangkan peraturan yang menghambat perdagangan dan melakukan negosiasi dengan Washington.

Selain itu, Bangladesh yang dikenai tarif sebesar 37 persen atas barang-barangnya, juga berharap untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintahan Trump.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Angga Kurnia Saputra
EditorAngga Kurnia Saputra
Follow Us