Peluang Investasi Tenaga Listrik Capai Rp2.967,4 Triliun

- Total peluang investasi ketenagalistrikan 2025-2034 mencapai Rp2.967,4 triliun, terbagi atas pembangkit, transmisi, gardu induk, dan kategori lainnya.
- Nilai total investasi periode 2025-2029 sebesar Rp1.173,94 triliun, dengan kontribusi terbesar dari pembangkit independen (IPP).
Jakarta, IDN Times - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat total peluang investasi di sektor ketenagalistrikan periode 2025 hingga 2034 mencapai Rp2.967,4 triliun.
"Peluang investasi adalah sampai dengan 2025-2034 sebesar Rp2.967,4 triliun," kata Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Angka tersebut mencakup investasi pembangkit sebesar Rp2.133,7 triliun, penyaluran yang terdiri atas transmisi dan gardu induk senilai Rp565,3 triliun, serta kategori lainnya, termasuk pemeliharaan selama konstruksi sebesar Rp268,4 triliun.
1. Investasi capai Rp1.173,94 triliun di lima tahun pertama

Pada periode lima tahun pertama, 2025 hingga 2029, nilai total investasi tercatat Rp1.173,94 triliun. Dari jumlah tersebut, kontribusi terbesar berasal dari pembangkit independen (IPP) sebesar Rp439,6 triliun atau 38 persen.
Kemudian diikuti investasi transmisi dan gardu induk sebesar Rp306,3 triliun atau 26 persen, pembangkit PLN senilai Rp191,1 triliun atau 16 persen, distribusi dan listrik desa Rp105,7 triliun atau 9 persen, serta kategori lainnya mencapai Rp131,24 triliun atau 11 persen.
"Nah sekarang adalah kita bagi dua. Lima tahun pertama, lima tahun kedua. Lima tahun pertama totalnya adalah Rp1173,9 triliun.," ujar Bahlil.
2. Investasi di lima tahun kedua mencapai Rp1.793,48 triliun

Memasuki periode 2030 hingga 2034, total investasi meningkat menjadi Rp1.793,48 triliun. Pembangkit IPP mendominasi dengan nilai Rp1.126,5 triliun atau setara 63 persen, disusul transmisi dan gardu induk Rp261,3 triliun atau 14 persen.
Sementara pembangkit PLN sebesar Rp201 triliun atau 11 persen, distribusi dan listrik desa Rp67,5 triliun atau 4 persen, serta kategori lainnya Rp137,18 triliun atau 8 persen.
"Nah ini lima tahun kedua. Lima tahun kedua ini banyak, Rp1.793,48 triliun," ujar Bahlil.
3. Mayoritas investasi pembangkit listrik untuk swasta

Dari peluang investasi yang mencapai Rp2.133,7 triliun, sekitar 73 persen atau Rp1.566,1 triliun dialokasikan untuk partisipasi pembangkit independen atau IPP. Investasi IPP terdiri atas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) senilai Rp1.341,8 triliun dan pembangkit non-EBT sebesar Rp224,3 triliun.
Sementara itu, investasi melalui PLN tercatat mencapai Rp567,6 triliun, yang mencakup Rp340,6 triliun untuk pembangkit EBT dan Rp227 triliun untuk pembangkit non-EBT.
"IPP-nya sebesar Rp1566,1 triliun. Ini yang diswastakan. Artinya investasi swasta. Sementara investasi PLN dari Rp2 ribu triliun lebih khusus untuk pembangkit sebesar Rp567,6 triliun," tuturnya.