Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Kaji Insentif Investasi Data Center

ilustrasi data center (freepik.com)
Intinya sih...
  • Pemerintah membuka peluang memberikan insentif khusus untuk investasi di sektor pusat data
  • Investasi di sektor tersebut dianggap strategis dan memungkinkan diberi insentif, seperti energi dengan harga lebih murah
  • Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah konektivitas, penggunaan listrik dari sumber energi hijau, dan kesiapan tenaga kerja lokal

Jakarta, IDN Times - Pemerintah membuka peluang untuk memberikan insentif khusus untuk mendukung investasi di sektor pusat data (data center).

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin menyatakan, investasi di sektor tersebut dianggap industri strategis memungkinkan diberi insentif.

"Mungkin seperti itu yang kita ingin coba, itu ada preseden-preseden sebenarnya kita memberikan insentif-insentif," kata dia di Jakarta, dikutip Sabtu (12/10/2024).

1. Pemerintah perlu duduk bersama untuk menentukan insentif

Ilustrasi orang sedang bekerja dengan laptop (freepik.com/DC Studio)

Rachmat mencontohkan ada industri tertentu yang mendapatkan energi dengan harga lebih murah dibandingkan industri lain. Itu dilakukan melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Begitu juga pada infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik, tarif listrik yang diberikan berbeda dan lebih murah. Hal serupa bisa dipertimbangkan untuk pusat data.

"Nanti mungkin pemerintah bisa duduk bareng, kita lihat aja, bahwa ini industrinya seberapa strategis, kita mau diberikan insentif apa," paparnya.

2. Ada beberapa faktor lain selain tarif listrik yang kompetitif

Hyperscale Data Center NeutraDC menggunakan energi terbarukan untuk operasional office data center di Cikarang (Dok. Istimewa)

Dia menyatakan, selain tarif listrik yang kompetitif, ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan untuk menarik lebih banyak investasi pusat data di Indonesia. Salah satunya adalah masalah konektivitas.

"Pertama itu kan masalah konektivitas. Jadi ada lokasi-lokasi tertentu memang yang konektivitasnya cukup bagus itu kalau dibuat di situ," paparnya.

Selain itu, Rachmat juga menyebut banyak investor saat ini menginginkan penggunaan listrik dari sumber energi hijau, bukan hanya listrik konvensional.

Kemudian aspek lain yang perlu diperhatikan adalah kesiapan tenaga kerja lokal yang dapat menjadi operator pusat data tersebut.

3. Pemerintah tak mau RI hanya jadi tempat parkir data center

Pusat Data Nasional. (ANTARA FOTO)

Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya melihat peluang hilirisasi dalam industri tersebut, seperti merakit server di Indonesia.

Hal itu bisa menciptakan lapangan kerja baru dan menghindari kondisi di mana Indonesia hanya menjadi tempat parkir server tanpa mendapatkan manfaat lebih.

"Bisa nggak servernya kita rakit di Indonesia. Jadi bikin lapangan kerjaan baru gitu, kalau nggak nanti kita jadi tempat parkir aja kan. Jadi itu juga yang perlu kita coba, strategi kita seperti apa nih untuk meningkatkan multiplier effect untuk industri ini," paparnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us