AHY Ungkap Lebih 140 Ribu Rumah di Sumatra Hancur Akibat Bencana

- Perbaikan rumah disesuaikan tingkat kerusakan - Setiap kategori kerusakan rumah memerlukan pendekatan dan biaya penanganan yang berbeda.
- Pemerintah siapkan lahan untuk hunian sementara dan tetap - Pemerintah menaruh perhatian besar pada aspek relokasi, dengan memastikan ketersediaan lahan untuk hunian sementara bagi warga terdampak.
- Penataan ruang jadi dasar rekonstruksi pascabencana - Penataan ruang menjadi dasar sebelum pembangunan dilakukan kembali agar hasil rekonstruksi lebih tertata dan berkelanjutan.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan lebih dari 140 ribu rumah mengalami kerusakan hingga hancur akibat bencana di sejumlah wilayah Sumatra.
Dia menyampaikan penanganan sektor perumahan membutuhkan perhitungan teknis yang lebih rinci karena tingkat kerusakan rumah sangat beragam, mulai dari rusak ringan, rusak sedang, rusak berat, hingga hilang atau hanyut.
"Untuk perumahan, ini lebih membutuhkan perhitungan yang lebih teknis lagi. Karena misalnya terdata 140 ribu lebih rumah itu rusak atau hancur," kata dia di Jakarta, Jumat (19/12/2025).
1. Perbaikan rumah disesuaikan tingkat kerusakan

Dia menjelaskan, setiap kategori kerusakan rumah memerlukan pendekatan dan biaya penanganan yang berbeda. Perbaikan rumah rusak ringan tidak dapat disamakan dengan rumah rusak berat, terlebih dengan rumah yang harus dibangun ulang dari nol.
"Tentunya perbaikan kerusakan ringan tidak sama dengan kerusakan berat apalagi membangun baru. Nah ini juga sedang dihitung," ujar pria yang akrab disapa AHY itu.
2. Pemerintah siapkan lahan untuk hunian sementara dan tetap

Selain perbaikan, pemerintah juga menaruh perhatian besar pada aspek relokasi. Menurutnya, pembangunan kembali tidak boleh dilakukan di lokasi yang masih rawan bencana karena berisiko menimbulkan dampak serupa di kemudian hari.
AHY menyampaikan langkah awal yang harus dipastikan adalah ketersediaan lahan untuk hunian sementara bagi warga terdampak. Selanjutnya, hunian tetap akan direlokasi ke wilayah yang dinilai lebih aman dari ancaman bencana.
"Nah ini butuh kerja sama dan koordinasi dengan pemerintah daerah. Ingat, pemerintah daerah juga dalam kondisi yang masih terus berusaha untuk bangkit juga di sana-sini, tetapi perlu dan terus kita dukung agar semakin kokoh untuk bisa jernih memetakan," kata dia.
3. Penataan ruang jadi dasar rekonstruksi pascabencana

Menurut AHY, tahapan pascatanggap darurat harus diawali dengan kesiapan lahan dan kepastian tata ruang. Penataan ruang menjadi dasar sebelum pembangunan dilakukan kembali agar hasil rekonstruksi lebih tertata dan berkelanjutan.
Pemerintah menargetkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi tidak hanya mengembalikan kondisi seperti semula.
"Kita berharap tidak hanya membangun kembali, tetapi membangun lebih baik dan lebih punya daya tahan terhadap bencana," ujar AHY.

















