Pemerintah Minta Pabrik Mobil Listrik Neta Jadikan RI Hub Ekspor

Jakarta, IDN Times - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, secara tegas mendorong PT Neta Auto Manufacturing Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
Pemerintah mengungkapkan apresiasi terhadap Hozon Energy Automobile Co., Ltd. (Hozon), produsen otomotif asal China, yang telah melakukan investasi melalui PT Neta Auto Manufacturing Indonesia untuk mendukung percepatan produksi kendaraan listrik di Indonesia.
“Kami tentu berharap ke depan, aktivitas produksi Neta bisa lebih ditingkatkan. Apalagi strategi market dari Neta, 50 persen dari total produksi akan dijadikan barang ekspor, dan secara global perusahaan ini sudah melakukan ekspor ke 40 negara di dunia,” kata dia di Beijing, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (17/6/2024).
Menurut Agus, pemerintah berkeinginan kuat untuk mendukung pertumbuhan Neta dalam membangun industri otomotif yang mampu bersaing di tingkat global.
“Pemerintah memiliki berbagai macam fasilitas insentif yang bisa dimanfaatkan Neta sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor, khususnya untuk roda kendaraan setir kanan,” ujarnya.
1. Neta berpotensi jajaki pasar ekspor ke ASEAN dan Oceania

Agus menyoroti potensi ekspor Neta Auto Manufacturing Indonesia ke negara-negara ASEAN dan Oceania, dengan fokus pada Australia sebagai pasar potensial.
Dia mengungkapkan keyakinannya ekspor ke Australia, sebuah negara dengan penggunaan setir kanan, dapat memberikan keuntungan ekonomis yang signifikan.
“Kami melihat adanya peluang untuk melakukan ekspor ke Australia, karena di sana adalah negara dengan setir kanan. Mungkin secara ekonomi bisa menguntungkan, dan diharapkan juga produksinya bisa di Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, Kementerian Perindustrian berharap agar Neta melakukan riset pasar yang komprehensif untuk memahami selera konsumen Indonesia. Hal ini dianggap penting agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kemenperin juga mendorong Neta untuk mempercepat lineup produksi kendaraan listrik lainnya di Indonesia.
2. Pemerintah jamin Indonesia memiliki pasar yang menjanjikan

Dia memastikan pemerintah Indonesia serius dalam mempercepat pembangunan dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Menurutnya, target pemerintah adalah mencapai populasi 600 ribu unit kendaraan listrik di Indonesia pada tahun 2030.
“Jadi, kalau Neta merencanakan produksi 6.000 mobil per tahun, kami yakin penyerapan dari pasar domestik di Indonesia akan sangat baik,” imbuhnya,” sebut Agus.
Potensi besar untuk mengembangkan industri otomotif di Indonesia terlihat dari rasio kepemilikan mobil yang masih rendah, hanya sekitar 99 unit per 1.000 orang. Bandingkan dengan negara-negara pesaing seperti Malaysia yang mencapai 490 unit per 1.000 orang dan Thailand 275 unit per 1.000 orang.
“Namun demikian, angka yang rendah itu bisa menjadi peluang, karena artinya ada ruang untuk tumbuh itu benar benar ada. Apalagi kalau dibandingkan dengan total populasi negara, sehingga Neta bisa melihat Indonesia sebagai pusat untuk ekspor,” jelas Menperin.
3. Neta mau pacu produksi kendaraan listrik di Indonesia

Pada kesempatan yang sama, Vice President of Neta Auto & President of Overseas Business Department, Zhou Jiang menjelaskan Neta telah mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen di Indonesia.
Mereka telah memulai produksi model Neta V di China pada Mei dan akan segera memulai produksi massal di Indonesia pada Juni ini. Rencananya, produksi model Neta X akan dimulai pada Juli.
“Ini merupakan hasil partner kerja sama di Indonesia dengan kapasitas produksi sekitar 30 ribu unit per tahun,” sebut Zhou.
Untuk tahun ini, Neta berencana memasarkan 6.000 unit produknya kepada konsumen di Indonesia dan membuka 50 gerai di seluruh Indonesia. Zhou juga menyatakan rencana perusahaan untuk meluncurkan satu model baru setiap tahunnya, dengan model Neta X yang diproduksi di China mencatatkan penjualan yang baik bulan lalu, melebihi 30.000 unit.
Selain Neta X, perusahaan juga berkomitmen untuk memproduksi model baru Neta L tahun depan. Neta juga menegaskan komitmennya untuk mencapai TKDN 60 persen pada akhir 2025.
“Kami ingin terus bekerja sama dengan Indonesia, terus meningkatkan kontribusi demi pengembangan produk otomotif di Indonesia,” tambah dia.