Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menara Astra (Dok. Istimewa/Astra)

Jakarta, IDN Times - Laba bersih PT Astra International (ASII) Tbk semester 1 2021 turun 22 persen dibanding semester 1 tahun lalu menjadi Rp8,83 triliun. Padahal tahun lalu Astra mencatatkan laba bersih hingga Rp11,37 triliun yang berasal dari keuntungan dari penjualan saham Bank Permata.

Sementara laba bersih per saham ASII tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan saham Bank Permata tercatat sebesar Rp218 miliar, naik 61 persen dibanding tahun lalu.

Meski demikian, pendapatan bersih Grup Astra ini tercatat meningkat 20 persen menjadi Rp107,3 triliun dari sebelumnya Rp89,7 triliun.

“Sebagian besar bisnis Grup mengalami perbaikan pada semester pertama tahun 2021, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 ketika Grup menghadapi pembatasan-pembatasan bisnis yang signifikan terkait dengan penanggulangan pandemi COVID-19 pada kuartal kedua tahun 2020," kata Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan tertulis, Kamis (29/7/2021).

1. Kinerja otomotif lebih baik dari tahun lalu

PT Astra Daihatsu Motor

Djony mengatakan, tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan saham Bank Permata, laba bersih Grup Astra meningkat 61 persen, terutama disebabkan kinerja divisi otomotif yang lebih baik.

Adapun laba bersih dari divisi otomotif Astra naik 362 persen menjadi Rp3,3 triliun. Ini karena dampak negatif pandemik terhadap kinerja divisi otomotif pada kuartal kedua tahun lalu dan langkah-langkah penanggulangannya, serta peningkatan volume penjualan pada semester pertama
tahun ini.

"Ini terutama pada segmen roda empat yang diuntungkan oleh insentif sementara pajak
penjualan barang mewah," kata Djony.

2. Sumbangsih dari jasa keuangan Astra, alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi serta agribisnis

Ilustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain otomotif, laba bersih ASII tertinggi dicatatkan oleh divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi yangnaik 13 persen menjadi Rp2,7 triliun. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan penjualan alat berat Komatsu dan menguatnya harga batu bara.

Sementara laba bersih dari divisi jasa keuangan Grup Astra meningkat 2 persen menjadi Rp2,1 triliun selama semester pertama 2021. Disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.

Untuk laba bersih dari divisi agribisnis Astra meningkat 66 persen menjadi Rp517 miliar, terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi.

3. Laba bersih dari divisi infrastruktur dan logistik, teknologi informasi, dan properti

Ilustrasi untung rugi (IDN Times/Arief Rahmat)

Astra juga mencatatkan laba bersih Rp91 miliar yang berasal dari infrastruktur dan logistik setelah pada semester pertama tahun lalu mencatat rugi bersih Rp88 miliar. Peningkatan laba ini terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol dan PT Serasi Autoraya (SERA).

Laba bersih dari divisi teknologi informasi menurun 13 persen menjadi Rp14 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9 persen sahamnya dimiliki Perseroan.

Untuk laba bersih dari divisi properti meningkat sebesar 17 persen menjadi Rp83 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah di Menara Astra.

"Meskipun kondisi bisnis telah membaik, kinerja Grup masih akan menantang hingga akhir tahun ini, mengingat kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih akan terdampak oleh situasi pandemi COVID-19 di Indonesia yang sangat memprihatinkan akhir-akhir ini. Neraca keuangan dan posisi pendanaan Grup tetap kuat," kata Djony.

Editorial Team