Pengaruh Sentimen Batu Bara China, Simak 3 Rekomendasi Saham Pekan Ini

- IHSG mengalami penguatan sebesar 5,83 persen dengan inflow moderat Rp144,1 miliar.
- Faktor yang memengaruhi pergerakan IHSG: ketidakpastian kebijakan proteksionis Donald Trump, stimulus batubara China, upgrade rekomendasi 3 big banks dan GOTO oleh JP Morgan.
- Kenaikan harga batu bara didukung oleh stimulus China dan potensi penutupan operasi di Australia serta rekomendasi saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Jakarta, IDN Times - Selama sepekan terakhir sejak 3-7 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 5,83 persen dengan inflow moderat sebesar Rp144,1 miliar.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menegaskan, kenaikan signifikan yang telah terjadi selama sepekan terakhir dipengaruhi technikal rebound yang bersifat temporary atau membentuk corrective movement atau secondary movement dalam bearish movement.
Imam menyebutkan tiga faktor yang memengaruhi pergerakan IHSG dalam sepekan terakhir, yakni proteksionis Donald Trump, stimulus batubara China, dan upgrade rekomendasi 3 big banks serta GOTO oleh JP Morgan.
1. Maju mundurnya proteksionisme Trump

Faktor yang paling memengaruhi pasar selama satu pekan kemarin adalah adanya ketidakpastian pada kebijakan proteksionis Donald Trump yang maju-mundur. Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar mencari instrumen investasi yang lebih aman, yaitu emas yang naik hampir 2 persen selama satu pekan kemarin.
"Maju mundurnya aksi Donald Trump dalam menerapkan kebijakan proteksionisnya malah meningkatkan ketidakpastian tidak hanya ekonomi secara umum, tetapi juga kebijakan moneter The Fed. Hal ini disambut negatif oleh pasar dengan DJI -2,37 persen, SPX -3,10 persen, IXIC -3,45 persen, dan VIX +19,05 persen selama sepekan kemarin," tutur Imam dalam keterangan resminya, Senin (10/3/2025).
2. Stimulus batu bara China

Kedua, stimulus batu bara China yang masih berdampak pada market pękan ini. Pemerintah China kembali menggelontorkan berbagai stimulus besar untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang memberikan dampak positif bagi pasar komoditas, termasuk batu bara. China menargetkan pertumbuhan PDB sekitar 5 persen pada 2025, dengan defisit anggaran dinaikkan menjadi 4 persen dari PDB.
Selain itu, pemerintah akan meningkatkan penerbitan obligasi khusus pemerintah daerah hingga 4,4 triliun yuan, serta menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih longgar guna mendorong konsumsi dan investasi.
"Sebagai bagian dari strategi ekspansi ekonomi, China juga akan mengalokasikan 500 miliar yuan untuk rekapitalisasi bank-bank utama serta menerbitkan 1,3 triliun yuan ultra long-term special treasury bonds, naik dari 1 triliun yuan pada 2024. Stimulus ini bertujuan untuk mendukung perdagangan barang konsumsi, peningkatan peralatan industri, serta memudahkan akses pembiayaan bagi bisnis dan masyarakat," kata Imam.
Stimulus China disambut positif komoditas batu bara yang selama satu pekan kemarin naik 4,60 persen. Selain itu, kenaikan harga batu bara juga didukung oleh adanya beberapa produsen batu bara di Australia yang tengah mempertimbangkan untuk menutup operasinya akibat kelebihan pasokan global.
Imam menjelaskan selain mendapat stimulus pemerintah China dan potensi penutupan operasi di Australia, dari domestik batu bara juga mendapat dukungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hal itu terjadi setelah Kementerian ESDM menyatakan gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) akan memakan porsi investasi terbesar dari 21 proyek hilirisasi tahap pertama yang akan didanai oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
3. Rekomendasi 3 big banks dan GOTO

JP Morgan menaikkan peringkat (rating) atau rekomendasi saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dari netral menjadi overweight. Sementara itu, rekomendasi saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik menjadi netral dari underweight.
“Selain tiga big banks, saham teknologi seperti GOTO juga mendapat rekomendasi overweight. Saham-saham tadi merupakan saham yang mempunyai bobot cukup besar di IHSG sehingga IHSG dapat menguat hingga lebih dari 5 persen,” kata Imam.
4. Sentimen pekan ini

Berbicara tentang potensi market pada 10-14 Maret 2025, Imam mengimbau pelaku pasar saham memantau sentimen global dan domestik agar tetap bisa memperoleh cuan. Dari global ada tiga sentimen. Pertama, perkembangan tarif Donald Trump. Jika kebijakan semakin tidak jelas atau maju-mundur maka ini dapat meningkatkan ketidakpastian dan semakin menekan kekhawatiran pasar.
Kedua, inflasi AS yang akan rilis pada Rabu (12/3/2025). Dari sisi konsensus, inflasi AS diproyeksikan berada di angka 2,9 persen (yoy) atau lebih rendah dari Januari 3 persen. Di sisi lain, inflasi inti menurut konsensus diproyeksikan akan berada di angka 3,2 persen (yoy) lebih rendah dari Januari 3,3 persen (yoy). Data ini merupakan data yang sangat dinantikan oleh pelaku pasar untuk melihat kebijakan The Fed.
Ketiga, komoditas CPO. Pada akhir sesi pekan kemarin harga CPO menguat lebih dari 3 persen setelah adanya serangan hama di perkebunan sawit di dua negara bagian Malaysia. Selain itu, masalah cuaca yang mengakibatkan banjir juga menjadi hambatan dan mengganggu produksi dapat berakibat pada terganggunya suplai. Pada pekan ini tepatnya pada 11 Maret 2025 juga akan rilis data stok CPO dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB).
Sementara itu terkait sentimen domestik, pemerintah Indonesia berencana meningkatkan mandatori biodiesel menjadi 50 persen (B50) pada 2026 atau naik dari 40 persen saat ini. Kebijakan ini bertujuan mengurangi impor bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon. Namun, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) menyatakan, untuk memenuhi kebutuhan B50, kapasitas produksi biodiesel harus ditingkatkan sebesar 4 juta kiloliter dari kapasitas terpasang saat ini sebesar 19,6 juta kiloliter.
“Peningkatan mandatori B50 diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit (CPO) domestik secara signifikan yang nantinya berpotensi mempengaruhi harga CPO global juga karena adanya potensi ekspor yang turun (supply turun) akibat kenaikan penggunaannya untuk biodiesel,” kata Imam.
5. Rekomendasi saham pekan ini

Berkaca pada sentimen global dan domestik yang disebutkan sebelumnya, khususnya sentimen gelontoran stimulus China dari pekan lalu yang masih berdampak pada market minggu ini, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham untuk pekan ini:
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah China memberikan dampak positif bagi industri manufaktur yang nantinya akan memberikan efek domino terhadap permintaan nikel sebagai salah satu bahan baku di industri manufaktur.
- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)
Tidak jauh berbeda dengan nikel, ADMR yang merupakan emiten batu bara metalurgi juga akan diuntungkan dengan besarnya stimulus China. Selain itu, keluarnya AS dari Just Energy Transition Partnership (JETP) berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap harga batu bara.
- PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
Potensi berlanjutnya penguatan harga CPO karena gangguan suplai dan agenda Ramadan memungkinkan memberikan sentimen positif pada emiten CPO salah satunya adalah LSIP.