Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pendangkalan Terusan Suez dan Konflik Timteng Ganggu Impor Pangan RI?

Sebuah kapal pengangkut barang Ever Given telah menghebohkan dunia setelah memblokir wilayah Terusan Suez pada bulan Maret 2021 lalu. (Twitter.com/Jalopnik)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan kondisi transportasi saat ini sulit disebabkan oleh dangkalnya Terusan Suez dan konflik di Timur Tengah. Hal ini mempengaruhi lamanya waktu pengiriman komoditas impor.

Dia menerangkan, pendangkalan Terusan Suez membuat akses kapal dan kontainer terhambat, ditambah konflik di Timur Tengah turut mengganggu ketersediaan kapal dan kontainer.

Kondisi tersebut mempengaruhi pergerakan barang, termasuk impor pangan, dan menambah kompleksitas dalam manajemen rantai pasok global.

"Terusan Suez itu mendangkal dan adanya konflik di timur tengah itu telah membuat ketersediaan kapal dan kontainer itu terganggu," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (11/1/2024).

1. Kapal terpaksa mengambil rute alternatif

ilustrasi kapal (unsplash.com/Ian Simmonds)

Dampak dari dangkalnya Terusan Suez dan konflik di Timur Tengah membuat kapal harus mengambil rute alternatif melalui Tanjung Harapan, menambah waktu perjalanan sekitar 3 minggu.

Hal tersebut berpengaruh signifikan terutama pada impor kedelai. Meskipun demikian, Bulog mencatat bahwa informasi terbaru menunjukkan kedelai yang diimpor oleh importir sudah mulai masuk di Jawa Timur dan Banten.

"Mudah-mudahan ini akan segera menormalkan kondisi pasokan kedelai menjelang Ramadan," tuturnya.

2. Impor beras RI belum terganggu

Ribuan beras impor akan penuhi kebutuhan warga Kalbar. (IDN Times/Teri).

Bayu mengatakan, pengaruh terhadap beras juga ada. Akibat sistem perdagangan global dan rantai pasok yang sangat terintegrasi, hambatan dalam pengiriman kontainer dari berbagai negara dapat berdampak secara langsung di seluruh dunia.

Meskipun demikian, hingga saat ini, Bulog menyatakan belum merasakan gangguan pada impor beras karena masih dapat dikelola dengan baik. Dalam hal ini, impor beras masih dapat dilakukan dari negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Pakistan.

"Sampai dengan saat ini alhamdulillah, untuk beras, kita tidak merasakan atau belum merasakan gangguannya karena masih bisa kita kelola," ujarnya.

3. Bulog berencana impor kedelai tahun ini

Penyaluran kedelai bersubsidi oleh Perum Bulog ke perajin tahu dan tempe. (dok. Bulog)

Dia menerangkan, Bulog memiliki tugas untuk mengamankan pasokan kedelai. Namun, tahun lalu, tidak ada aktivitas pengadaan.

Sementara tahun ini mereka berencana melakukannya. Namun, jika dilakukan saat ini, kedelai diperkirakan baru akan tiba paling cepat dalam sebulan hingga satu setengah bulan.

Bulog biasanya melakukan pengadaan kedelai dari luar negeri. Negara yang dapat memasok utamanya adalah Amerika atau Amerika Latin, dan hal ini melibatkan tantangan terkait dengan kondisi transportasi global yang sulit saat ini.

"Ya berarti harus lewat (Terusan Suez) situ juga. Tapi sekarang belum, kita belum melakukan sehingga belum kena (dampak) itu," ucap Bayu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
Jujuk Ernawati
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us