Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bantuan Pangan Redam Inflasi Beras tapi Harga Belum Turun

Penyaluran bantuan sosial (bansos) beras di Balikpapan, Kalimantan Timur. (dok. Bulog)

Jakarta, IDN Times - Perum Bulog mengklaim penyaluran bantuan pangan, khususnya beras berhasil menurunkan inflasi beras, meskipun belum berhasil menurunkan harga secara signifikan.

Pada 2023, Bulog menyalurkan bantuan pangan beras sebanyak dua tahap, dengan jumlah bantuan sebesar 641 ribu ton pada tahap pertama, dan 853 ribu ton pada tahap kedua.

"Jumlahnya sekitar 1,49 juta ton bantuan pangan yang telah disebarkan kepada 21,3 juta KPM/keluarga penerima manfaat," kata Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (11/1/2024).

1. Inflasi beras beranjak turun semenjak diguyur bantuan pangan

ilustrasi inflasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Bantuan pangan yang disalurkan oleh Bulog pada 2023 bertujuan untuk menstabilkan harga pangan, khususnya beras. Awalnya, pada Februari 2023, inflasi beras mencapai 2,63 persen.

Namun, setelah implementasi bantuan pangan tahap pertama, terjadi penurunan signifikan dalam inflasi beras menjadi 0,7 persen pada Maret, kemudian susut menjadi 0,55 persen pada April, dan bahkan hanya 0,02 persen pada Mei 2023.

Fenomena serupa juga terjadi pada bantuan pangan tahap kedua, di mana inflasi beras yang awalnya tinggi pada September turun menjadi 1,72 persen pada Oktober, turun lagi menjadi 0,43 persen pada November, dan bertahan di 0,43 persen pada Desember tahun lalu.

"Bantuan pangan yang juga didukung oleh SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) di tahun 2023 banyaknya mencapai 1,2 juta ton, itu mampu menahan gejolak harga, mampu membuat harga beras kita menjadi flat, relatif datar. Dan ini menunjukkan keberhasilan dari bantuan pangan itu," tuturnya.

2. Harga beras belum turun meski inflasi mereda

Pedagang Beras di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Selasa (5/9/2023). (Bangkit Rizki/IDN Times)

Meskipun bantuan pangan dan SPHP berhasil menurunkan inflasi, namun kata Bayu, itu belum mampu menurunkan harga beras secara signifikan.

Kesulitan dalam menurunkan harga beras disebabkan oleh kondisi produksi yang masih berat. Bahkan, tantangan tersebut masih berlangsung dan belum sepenuhnya teratasi.

"Mengapa belum berhasil menurunkan harga? Karena memang kondisi produksi situasinya masih berat, bahkan berlanjut sampai dengan saat ini," ujarnya.

3. Program bantuan pangan sasar 22 juta KPM di 2024

Penyaluran bantuan sosial (bansos) beras di Balikpapan, Kalimantan Timur. (dok. Bulog)

Dia menjelaskan, program tersebut mengalami perluasan cakupan dengan peningkatan jumlah KPM, yang diharapkan dapat memberikan bantuan kepada lebih banyak penduduk Indonesia pada 2024.

Pada tahun ini, program bantuan pangan telah dimulai pada 2 Januari 2024, dengan pelaksanaan perdananya dilakukan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi sendiri.

"Jumlah KPM-nya naik dari 21,3 juta menjadi 22 juta KPM, dan ini kira-kira akan mampu menjangkau sekitar 88 sampai 90 juta penduduk Indonesia," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
Jujuk Ernawati
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us