Pergeseran Konsumsi Dinilai Jadi Pemicu Menipisnya BBM di SPBU Swasta

- Pergeseran konsumsi menyasar BBM di SPBU swasta
- Shifting BBM subsidi ke non-subsidi capai 1,4 juta kiloliter
- Shell belum bisa pastikan stok kosong sampai kapan
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkap penyebab menipisnya pasokan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU swasta, seperti Shell atau BP-AKR.
Hal itu menurutnya tak terlepas dari pergeseran konsumsi masyarakat dari BBM subsidi Pertalite ke BBM non‑subsidi, setelah pengetatan pembelian Pertalite yang mewajibkan penggunaan QR code.
"Terjadi shifting yang tadinya dari subsidi Pertalite itu menjadi non-subsidi. Jadi ini terjadi peningkatan," kata Yuliot di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (4/9/2025).
1. Pergeseran konsumsi menyasar BBM di SPBU swasta

Yuliot menuturkan, peralihan konsumsi dari Pertalite sebagai BBM subsidi ke BBM non-subsidi menyebabkan meningkatnya permintaan di SPBU swasta.
"Jadi itu yang menyebabkan itu ada peningkatan permintaan untuk badan usaha swasta," kata Mantan Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu.
2. Shifting BBM subsidi ke non-subsidi capai 1,4 juta kiloliter

Yuliot menyampaikan peralihan konsumsi dari Pertalite ke BBM non-subsidi termasuk ke SPBU swasta diperkirakan mencapai sekitar 1,4 juta kiloliter (kl).
"Menurut hitungan kami itu shifting yang terjadi itu sekitar 1,4 juta kiloliter," tambahnya.
3. Shell belum bisa pastikan stok kosong sampai kapan

Shell Indonesia belum bisa memastikan kapan produk bahan bakar minyak (BBM) mereka kembali tersedia di sejumlah jaringan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Shell.
Melalui situs web resmi Shell Indonesia, perusahaan menyampaikan saat ini beberapa jenis BBM masih tidak dapat diakses oleh konsumen.
"Produk bensin Shell tidak tersedia di beberapa jaringan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan," tulis Shell dikutip IDN Times, Rabu (27/8/2025).