PPATK Pastikan Pemblokiran Rekening Ustaz Das’ad Latif Sudah Dicabut

- PPATK memastikan pemblokiran rekening Ustaz Das’ad Latif sudah dicabut setelah bertemu langsung dengannya.
- Ustaz Das’ad mengungkapkan kronologi pemblokiran rekeningnya dan menyampaikan harapan untuk pemerintah membuat kebijakan yang elegan.
- Dia berharap kebijakan yang baik harus dilaksanakan dengan cara yang tepat agar tidak menyulitkan masyarakat, serta menegaskan kritiknya sebagai masukan untuk perbaikan sistem pengelolaan keuangan negara.
Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memastikan pemblokiran rekening milik Ustaz Das’ad Latif telah dicabut.
Ivan menegaskan, seluruh rekening yang sebelumnya diblokir kini sudah berada di bank masing-masing. Dia mengungkapkan hal itu saat dimintai konfirmasi terkait status terkini pemblokiran rekening Ustaz Das’ad.
“Sudah tidak ada, semua sudah ada di bank masing-masing,” ujar Ivan.
1. Sudah bertemu langsung dengan Ustaz Das’ad

Ivan menambahkan, dirinya juga telah bertemu langsung dengan Ustaz Das’ad Latif. Pertemuan itu dilakukan di tengah ramainya sorotan terkait rekening yang sempat diblokir.
"Saya sudah bertemu langsung dengan beliau (Ustaz Das’ad)," ujar Ivan.
2. Kronologi dari Ustaz Das’ad

Ustaz Das’ad sebelumnya mengungkapkan dirinya mendatangi bank milik pemerintah untuk menarik tabungan yang rencananya digunakan membayar besi dan semen pembangunan masjid.
"Setelah saya tiba ternyata rekening saya diblokir karena tidak aktif selama tiga bulan. Saya bingung kenapa diblokir. Alasannya katanya supaya menghindari hal-hal negatif," ungkapnya.
Dia mengatakan, kebijakan pemblokiran membingungkan. Selama ini, masyarakat diajak untuk menabung, namun saat tabungan disimpan dan jarang diambil justru diblokir.
“Kalau tidak disimpan, diambil terus bolak-balik, lebih baik disimpan didompet. Namanya kita diajak menabung, ya kita simpanlah. Kenapa setelah saya simpan malah diblokir?” ujarnya.
3. Harapan untuk pemerintah

Ustaz Das’ad berharap pemerintah membuat kebijakan yang elegan, tidak meresahkan, dan berpihak pada kemaslahatan umat. Menurutnya, kebijakan yang baik harus dilaksanakan dengan cara yang tepat agar tidak menyulitkan masyarakat.
"Apa gunanya kalian yang sekolah tinggi-tinggi keluar negeri digaji oleh negara, yang bekerja mengelola keuangan masyarakat, lalu uang masyarakat ini, kebijakan ini justru melahirkan keresahan dan menyusahkan masyarakat," paparnya.
Dia menegaskan, kritik yang disampaikannya bukanlah bentuk perlawanan, melainkan masukan untuk perbaikan sistem pengelolaan keuangan negara.
"Kepada pemerintah, ini jangan dianggap sebagai teror, jangan dianggap sebagai lawan, anggaplah sebagai masukan dari rakyat untuk memperbaiki sistem pengelolaan keuangan negara. Saya yakin kalau niatnya baik, pasti Allah tunjukkan jalan yang baik," tutur dia.