Prancis Desak UE Tingkatkan Tarif untuk Lindungi Industri dari China

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Prancis, Eric Lombard, mendesak Uni Eropa untuk memperkuat hambatan tarif guna melindungi ekonomi industri Eropa dari ancaman impor China. Pernyataan ini disampaikan di tengah kekhawatiran bahwa produk impor dengan harga murah dapat melemahkan sektor industri strategis di Eropa.
Lombard menyoroti dampak kebijakan China yang menargetkan dominasi pasar global di berbagai sektor industri. Ia menekankan perlunya tindakan tegas untuk mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar bagi Eropa.
1. Langkah Eropa terhadap baja dan otomotif
Uni Eropa telah menerapkan tarif tambahan pada impor baja dan kendaraan dari China untuk melindungi industri lokal. Kebijakan ini bertujuan mengurangi tekanan kompetitif dari produk China yang disubsidi.
“Dengan tarif ini, kami berupaya menjaga daya saing industri baja dan otomotif Eropa,” kata seorang pejabat Komisi Eropa, dilansir Bloomberg.
Data perdagangan menunjukkan bahwa impor baja China ke Eropa turun sebesar 15 persen sejak penerapan tarif. Namun, Lombard menegaskan bahwa langkah ini belum cukup untuk mengatasi ancaman jangka panjang terhadap sektor industri lainnya.
2. Reformasi aturan perdagangan Eropa
Lombard mengusulkan perubahan aturan perdagangan Uni Eropa agar memungkinkan penerapan tarif yang lebih luas pada berbagai produk impor dari China. Ia menyoroti kebutuhan akan fleksibilitas dalam menghadapi strategi ekspor agresif China.
“Kami membutuhkan kerangka hukum yang lebih responsif untuk melindungi pasar kami,” ujar Lombard dalam sebuah wawancara.
Diskusi di Brussels menunjukkan dukungan dari beberapa negara anggota Uni Eropa untuk merevisi kebijakan perdagangan. Namun, sejumlah negara masih khawatir bahwa tarif yang terlalu tinggi dapat memicu perang dagang dengan China.
3. Dampak pada hubungan perdagangan Eropa-China
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyatakan kesiapan China untuk bekerja sama dengan Prancis di sektor seperti energi hijau dan kecerdasan buatan. Namun, ia memperingatkan bahwa tarif tambahan dapat memperburuk hubungan dagang bilateral.
“Kerja sama harus saling menguntungkan, bukan dihambat oleh proteksionisme,” kata Wang Yi.
China mengumumkan tarif anti-dumping hingga 34,9 persen pada brendi Eropa sebagai respons terhadap kebijakan tarif Uni Eropa. Langkah ini menargetkan produk mewah Prancis, seperti cognac, yang bernilai 1,4 miliar euro (Rp26,6 triliun) per tahun di pasar China.