Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prinsip Pareto Adalah: Pengertian dan Kegunaannya dalam Dunia Kerja

Ilustrasi kerja. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi kerja. (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Prinsip Pareto dapat digunakan dalam manajemen waktu dan efisiensi kerja.
  • Vilfredo Pareto pertama kali mencetuskan prinsip ini pada awal abad ke-20, diikuti oleh Dr. Joseph Juran pada tahun 1940.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Dalam bekerja kita sering mengerjakan berbagai pekerjaan dalam satu waktu yang akhirnya menuntut seseorang untuk bisa bekerja secara efisien dengan manajemen waktu yang baik.

Lalu, bagaimana cara untuk bisa mengalokasikan waktu kerja lebih efisien?

Nah, salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam bekerja, dengan menerapkan prinsip 20/80 atau biasanya disebut dengan nama prinsip pareto. 

1. Awal mula munculnya prinsip pareto

ilustrasi kekayaan (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi kekayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir dari artikel Kementerian Keuangan yang ditulis oleh Mochammad Teguh Ariyanto,  prinsip pareto pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari negara Italia pada awal abad ke-20, yaitu Vilfredo Pareto.

Pada 1906, Vilfredo menggunakan prinsip pareto untuk menganalisa persebaraan kekayaan/pendapatan di negara Italia, yang mana pada penelitiannya diketahui bahwa 80 persen pendapatan/kekayaan di Italia dimiliki oleh 20 persen dari jumlah populasi.

Kemudian, Dr. Joseph Juran, seorang insinyur dan konsultan manajemen Amerika pada 1940 menggunakan prinsip pareto untuk pelaksanaan quality control dalam produksi. Dalam penelitiannya, dia mendemonstrasikan bahwa 80 persen produk cacat diperoleh dari 20 persen masalah dalam produksi yang kemudian dapat ditingkatkan.

2. Apa itu prinsip pareto?

ilustrasi bersosialisasi dengan rekan kerja (pexels.com/pressfoto)
ilustrasi bersosialisasi dengan rekan kerja (pexels.com/pressfoto)

Prinsip pareto adalah prinsip yang mengedepankan penggunaan aset terbaik dalam suatu entitas secara efisien untuk memberikan nilai yang maksimal. Namun sering kali prinsip yang dikenal dengan 20-80 ini disalahartikan.

Adapun angka 80 persen dan 20 persen sebenarnya merupakan suatu kebetulan, yang jika dijumlahkan menjadi 100 persen. Persepsi yang salah tersebut timbul dari beberapa contoh seperti contoh-contoh di atas.

Kendati demikian, sebenarnya angka input tidak harus menggunakan angka 20 persen. Begitu juga angka output tidak harus angka 80 persen.

Paling penting dalam menggunakan prinsip pareto, yakni input dengan persentase kecil akan mempengaruhi sebagian besar output.

3. Kegunaan prinsip pareto

Ilustrasi mengalami kendala kerja (pexels.com/Pixabay)
Ilustrasi mengalami kendala kerja (pexels.com/Pixabay)

Dalam dunia kerja, prinsip pareto dapat digunakan dalam berbagai aspek. Misalnya dalam tataran manajerial, prinsip ini dapat digunakan dalam menentukan reward untuk 20 persen pegawai yang berkontribusi terhadap 80 persen kinerja, dan memberikan pelatihan tambahan bagi pegawai yang tidak termasuk dalam 20 persen tersebut.

Prinsip ini juga dapat digunakan dalam penentuan perbaikan dalam membangun media sosial dan menarik minat masyarakat, dengan beberapa pertanyaan “pada usia berapa yang merepresentasikan 20 persen pengunjung media sosial kita?”, atau “pada jam berapa 80 persen orang mengunjungi media sosial kita?”.

Dengan mengetahui hal itu, akan memberikan kemudahan dalam melakukan evaluasi dan perbaikan, baik dari tema konten maupun waktu upload yang dapat memberikan tambahan pengunjung pada media sosial yang dikelola.

Dengan menggunakan prinsip pareto, usaha terbaik tersebut diharapkan dapat lebih difokuskan pada hal-hal yang menjadi kunci terhadap capaian kinerja suatu organisasi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jumawan Syahrudin
Jujuk Ernawati
Jumawan Syahrudin
EditorJumawan Syahrudin
Follow Us