Profil CREC, Perusahaan Filipina yang Sahamnya Dibeli Pertamina

- CREC adalah anak perusahaan Citicore Power, Inc yang fokus pada energi terbarukan di Filipina dengan 10 fasilitas pembangkit listrik tenaga surya dan rencana pengembangan proyek sebesar 5 gigawatt.
- Pemegang saham CREC mayoritas dimiliki oleh Citicore Power Inc., PCD Nominee Corporation, serta beberapa individu asal Filipina dan non-Filipina.
- Kerja sama antara Pertamina NRE dan CREC diharapkan dapat memperkuat portofolio energi hijau serta membuka peluang investasi untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan sesuai dengan visi pemerintah Indonesia.
Jakarta, IDN Times - PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi mengakuisisi 20 persen saham Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), perusahaan energi terbarukan asal Filipina, dalam kesepakatan senilai 120 juta dolar AS.
Akuisisi tersebut menjadi langkah strategis Pertamina untuk memperkuat portofolio energi hijau sekaligus membuka peluang ekspansi regional di sektor pembangkit listrik tenaga surya dan angin.
Lantas, seperti apa profil perusahaan yang kini menjadi mitra resmi Pertamina tersebut?
1. Profil CREC

CREC merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Citicore Power, Inc (CPI). CREC dikenal sebagai pengembang dan operator energi terbarukan murni yang fokus pada pembangkit tenaga surya, hidro, dan angin di Filipina.
Dilansir situs web resminya, perusahaan tersebut terdaftar di bursa saham dan menjadi salah satu pelaku utama dalam pengembangan energi bersih di negara tersebut.
Saat ini, CREC mengoperasikan sepuluh fasilitas pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas agregat mencapai 287 MWdc, yang tersebar di berbagai lokasi strategis di Filipina.
Selain itu, perusahaan tengah mengembangkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Ilaguen, Isabela, dan telah memperoleh kontrak layanan energi angin untuk setidaknya tujuh proyek pembangkit lepas pantai.
CREC memiliki lebih dari 5 gigawatt proyek yang sedang berada dalam berbagai tahap pengembangan. Salah satu pendekatan yang diusung perusahaan adalah teknologi Agrivoltaic dalam program AgroSolar, yang menggabungkan pembangkit tenaga surya dengan aktivitas pertanian.
Selain sebagai pengembang energi, CREC juga merupakan sponsor Citicore Energy REIT Corp. (CREIT), REIT energi terbarukan pertama yang terdaftar di Bursa Efek Filipina.
Hingga September 2023, CREIT memiliki sekitar 7,1 juta meter persegi ruang sewa dengan tingkat hunian 100 persen sejak IPO pada 2022.
2. Struktur pemegang saham CREC

Berdasarkan data per 31 Maret 2025, jumlah saham beredar CREC tercatat sebanyak 8.928.572.143 saham biasa. Pemegang saham terbesar adalah Citicore Power Inc., yang merupakan induk usaha dari CREC, dengan kepemilikan sebesar 6.687.990.100 saham.
Posisi kedua ditempati oleh PCD Nominee Corporation yang mewakili investor domestik asal Filipina, dengan kepemilikan 1.928.802.042 saham. Sementara itu, PCD Nominee Corporation yang mewakili pemegang saham non-Filipina tercatat memegang 311.728.000 saham.
Beberapa individu juga tercatat sebagai pemegang saham, seperti Myra P. Villanueva (30.000 saham), Milagros P. Villanueva (10.000 saham), dan Myrna P. Villanueva (10.000 saham).
Nama lainnya termasuk Marietta V. Cabreza dan Juan Carlos V. Cabreza, masing-masing dengan 1.000 saham, serta Ephryo Luis B. Amatong yang tercatat memegang satu saham.
3. Kolaborasi didorong untuk percepat transisi energi

CEO Pertamina NRE John Anis menyatakan, kerja sama tersebut akan memperkuat portofolio energi hijau perusahaan sekaligus membuka peluang pertukaran pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan energi terbarukan.
"Dan bagi Indonesia kerja sama ini akan saling membuka peluang lebih luas keduanya untuk investasi mempercepat pengembangan energi terbarukan sesuai dengan Asta Cita pemerintah,” ujarnya.
Chairman CREC Edgar Saavedra menuturkan perusahaannya mencari peluang kolaborasi dengan pemerintah dan pelaku industri energi terbarukan di berbagai negara.
"Bersama Pertamina NRE, kami akan menciptakan solusi energi bersih yang responsif dan kolaboratif untuk Filipina maupun Indonesia," ujarnya.