Profil Tokopedia dan Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Sebagian besar pengguna internet di Indonesia mungkin sudah tidak asing dengan Tokopedia. Platform e-commerce yang identik dengan warna hijau ini banyak digunakan untuk berbelanja produk kebutuhan dan keinginan secara online.
Pada 2021, Tokopedia sempat merger dengan Gojek dan menghasilkan GoTo. Tahun ini, Tokopedia juga bekerja sama dengan TikTok Shop untuk menyajikan layanan jual beli di aplikasi TikTok.
Namun, induk perusahaan TikTok, ByteDance baru-baru ini dikabarkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan Tokopedia. Direktur Corporate Affairs Tokopedia dan ShopTokopedia, Nuraini Razak mengatakan PHK terpaksa dilakukan demi memperkuat tim agar tetap selaras dengan tujuan perusahaan. Berikut profil Tokopedia dan perjalanan bisnisnya sejak berdiri pada 2009.
1. Profil Tokopedia

Tokopedia merupakan perusahaan teknologi yang bergerak di bidang perdagangan elektronik atau e-commerce. Tokopedia resmi berdiri pada 17 Agustus 2009 oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison.
Berdirinya Tokopedia bermula dari keinginan William dan Leontinus untuk mengatasi salah satu masalah Indonesia, yaitu pemerataan dan pengembangan infrastruktur yang sulit karena jumlah pulau yang begitu banyak. Mereka pun memulai perjalanan membangun Tokopedia sampai sekarang.
Meski begitu, saat ini kepemimpinan perusahaan sudah diserahkan kepada Melissa Siska Juminto yang menjabat sebagai President of E-Commerce Tokopedia. Melissa memulai kariernya sebagai akuntan di Tokopedia.
2. Awal bisnis Tokopedia

Jika ditarik sejarahnya, William Tanuwijaya memulai Tokopedia sejak 2006. Saat itu, William yang masih bekerja sebagai IT & Business Development Manager di Indocom Mediatama tercetus ide untuk mendirikan perusahaan internet. Ide tersebut baru terealisasi pada 2009 ketika dia mulai membangun Tokopedia bersama rekannya, Leontinus Alpha Edison.
William dan Leontinus sepakat mendirikan Tokopedia sebagai binsis C2C marketplace. Saat itu, Tokopedia mendapatkan pendanaan awal dari PT Indonusa Dwitama. Mereka terus mengembangkan beberapa produk finansial seperti dompet digital, modal bisnis, investasi, kredit, hingga produk proteksi.
Sepanjang perjalanannya, Tokopedia juga berinovasi dengan meluncurkan beberapa produk bisnis seperti TokoCabang, Tokopedia Salam, hingga Mitra Tokopedia.
3. Pendanaan Tokopedia

Seiring perkembangan bisnis, Tokopedia berhasil mendapatkan pendanaan dari berbagai pihak. Setelah menerima pendanaan dari PT Indonusa Dwitama, Tokopedia kembali mendapatkan suntikan modal dari Softbank dan Sequoia pada 2014.
Sejalan dengan masuknya ke dalam bisnis produk digital dan fintech, Tokopedia kembali mendapatkan pendanaan 1,1 miliar dolar AS dari Alibaba Group pada 2017 dan tambahan 1,1 miliar lagi pada 2018.
Pada 2020, Tokopedia menjadi satu-satunya perusahaan teknologi di Indonesia dengan pertumbuhan tercepat dalam Asia Pacific Technology Fast 500 oleh Deloitte Touche Tohmatsu.
4. Merger dengan Gojek

Pada Mei 2021, dua startup raksasa Indonesia, Tokopedia dan Gojek sepakat merger di bawah payung induk perusahaan yang diberi nama GoTo. Grup GoTo sendiri sempat menerima pendanaan dari beberapa investor seperti Alibaba, Facebook, Google, Astra International, Visa, hingga Telkomsel.
Di tahun yang sama, GoTo memperkenalkan Tokopedia NOW!, yaitu layanan instant commerce yang membantu masyarakat berbelanja kebutuhan harian dengan menggunakan pengiriman kurang dari dua jam setelah pembayaran.
5. Resmi IPO di Bursa Efek Indonesia

PT GoTo Gojek Tokopedia resmi melantai atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2022. Saat itu, harga saham GoTo ditetapkan senilai Rp338 per lembar saham.
Saat itu, sebanyak 1,18 triliun saham GoTo tercatat di BEI. Sebanyak 1,08 triliun saham milik pendiri Seri A, 10,2 miliar Saham Treasuri Seri A, 50,55 miliar saham pendiri Seri B, dan 40,6 miliar saham penawaran umum.
Nah, demikianlah profil Tokopedia serta perjalanan bisnisnya sejak 2009 sampai sekarang.