Pupuk Kaltim-Pertamina Petrochemical Trading MoU Jual-Beli Soda Ash

- Kerja sama dengan Pertamina Petrochemical Trading memperkuat kepastian pasar domestik bagi pabrik soda ash Pupuk Kaltim.
- Pupuk Kaltim bertekad turunkan angka impor soda ash dengan memulai pembangunan pabrik pertama di Indonesia.
- Pembangunan pabrik soda ash menjadi strategi diversifikasi usaha Pupuk Kaltim berbasis produk ramah lingkungan dan mendukung program swasembada pangan nasional.
Jakarta, IDN Times - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dan PT Pertamina Petrochemical Trading resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait perjanjian jual-beli soda ash. Penandatanganan ini menjadi langkah awal kerja sama strategis kedua perusahaan dalam rencana jual-beli soda ash dari pabrik yang saat ini tengah dibangun oleh Pupuk Kaltim.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Gusrizal mengatakan, penandatanganan MoU ini merupakan langkah nyata kolaborasi strategis lintas sektor dalam mendukung hilirisasi. Perjanjian ini juga menjadi komitmen bersama untuk memperkuat kemandirian industri nasional dengan mengurangi ketergantungan impor soda ash, yang merupakan bahan baku penting bagi industri keramik, detergen, kaca, panel surya, dan industri lainnya.
“Dimulainya kerja sama ini menjadi bukti nyata sinergi dalam memperkuat hilirisasi dan kemandirian industri nasional, sejalan dengan visi Asta Cita pemerintah. Kami mengapresiasi dukungan dari Pertamina Petrochemical dan meyakini pabrik soda ash akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat ekosistem industri nasional,” kata Gusrizal dalam keterangannya, Senin (17/11/2025).
1. Dorong kepastian pasar domestik bagi pabrik soda ash Pupuk Kaltim

Kerja sama ini sekaligus memperkuat kepastian pasar domestik bagi pabrik soda ash Pupuk Kaltim ketika kelak mulai beroperasi. Didukung jaringan distribusi Pertamina Petrochemical Trading yang luas, produk soda ash akan dipasarkan secara optimal di dalam negeri untuk mendukung program hilirisasi pemerintah serta mendorong tercapainya kemandirian industri nasional.
“Kerja sama ini diharapkan menjadi landasan penting bagi terbentuknya ekosistem industri kimia nasional yang berdaya saing global, efisien, dan berkelanjutan, sekaligus mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 melalui pemanfaatan teknologi hijau dan prinsip ekonomi sirkular,” ujar Gusrizal.
2. Bertekad turunkan angka impor

Direktur Utama Pertamina Petrochemical Trading, Oos Kosasih menyambut baik dimulainya kerja sama ini. Dia mengatakan, kerja sama tersebut menjadi bentuk nyata sinergi dalam mendukung kemandirian industri berbasis bahan baku yang diproduksi di dalam negeri.
“Kolaborasi dan sinergi ini selaras dengan misi Bapak Presiden, yaitu bagaimana menurunkan angka impor,” ujar Oos.
Pupuk Kaltim, sebagai bagian dari Pupuk Indonesia Group, sebelumnya telah resmi memulai pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia di kawasan industri Kaltim Industrial Estate (KIE), Kota Bontang, Kalimantan Timur, pada 31 Oktober 2025. Dengan kapasitas 300 ribu ton per tahun, pabrik yang ditargetkan selesai pada 2027-2028 ini diperkirakan mampu memenuhi 30 persen kebutuhan soda ash nasional yang selama ini bergantung pada impor.
3. Pembangunan pabrik soda ash jadi strategi diversifikasi usaha Pupuk Kaltim

Selain memperkuat hilirisasi, pembangunan pabrik soda ash menjadi strategi diversifikasi usaha Pupuk Kaltim yang berbasis produk ramah lingkungan.
Pabrik ini menerapkan prinsip ekonomi sirkular dengan memanfaatkan emisi karbon dioksida (CO₂) dari fasilitas produksi eksisting. Ketika beroperasi, pabrik diproyeksikan mampu menyerap 174.000 ton CO₂ per tahun sebagai salah satu bahan baku pembuatan soda ash.
Tak hanya itu, pabrik soda ash Pupuk Kaltim juga akan menghasilkan produk samping berupa amonium klorida sebanyak 300.000 ton per tahun. Amonium klorida merupakan bahan baku penting untuk pembuatan pupuk, yang mendukung program swasembada pangan nasional.

















