Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Revisi Rencana Penyediaan Listrik Rampung Sebelum Jokowi Lengser

Foto udara suasana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/2/2024). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym
Foto udara suasana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/2/2024). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym
Intinya sih...
  • Kementerian ESDM target selesaikan revisi RUPTL sebelum Oktober 2024 sesuai arahan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
  • Koordinasi intensif antara Kementerian ESDM dan PLN untuk mendorong terselesaikannya RUPTL 2024-2033.
  • Fokus pada penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam RUPTL untuk menanggulangi kondisi lingkungan yang semakin panas dan tingkat polusi yang tinggi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penyelesaian revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sebelum Oktober 2024, alias sebelum akhir jabatan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu menyatakan hal itu sesuai dengan arahan dari Menteri ESDM, Arifin Tasrif yang meminta penyelesaian sebelum tenggat waktu tersebut.

“Sebelum Oktober ya, sebelum Oktober. Jadi itu juga sudah diingatkan oleh Pak Menteri ke saya sebelum Oktober, mudah-mudahan ya,” kata dia di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Rabu (31/7/2024).

1. Dibahas intensif dengan PLN

Gedung kantor pusat PLN di Jakarta (dok. PLN)
Gedung kantor pusat PLN di Jakarta (dok. PLN)

Jisman mengungkapkan saat ini pihaknya sedang melakukan koordinasi intensif dengan PT PLN (Persero) untuk menyelesaikan revisi RUPTL 2024-2033. Dia berharap upaya tersebut dapat mendorong terselesaikannya RUPTL sesuai target.

“Nanti kita lagi intensif ini dengan teman-teman PLN seperti apa ya. Kita berharap supaya bisa mendorong lah itu ya,” tuturnya.

2. Dorong pemanfaatan energi bersih

Sejumlah petugas Indonesia Power terlihat sedang sibuk memasang peralatan instalasi listrik yang terkoneksi dengan lubang-lubang panel surya yang ada di sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Apung yang dioperasikan oleh PLTGU Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. (IDN Times/Dok Humas Indonesia Power PLTGU Tambaklorok Semarang)
Sejumlah petugas Indonesia Power terlihat sedang sibuk memasang peralatan instalasi listrik yang terkoneksi dengan lubang-lubang panel surya yang ada di sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Apung yang dioperasikan oleh PLTGU Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. (IDN Times/Dok Humas Indonesia Power PLTGU Tambaklorok Semarang)

Jisman menjelaskan, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sedang dipersiapkan untuk lebih mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

Kementerian ESDM menekankan pentingnya fokus pada EBT karena kondisi lingkungan yang semakin panas dan tingkat polusi yang tinggi memerlukan solusi yang berkelanjutan, dalam hal ini dengan mendorong penggunaan energi ramah lingkungan.

“RUPTL kan kita lagi siapkan ini supaya bisa lebih mendorong. Tapi lagi-lagi kita harus EBT ya, udah terlalu panas ya kan, udah pulusi kan,” tuturnya.

3. Butuh perhitungan yang cermat

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid dengan kapasitas 1,3 Mega Wattpeak (MWp) yang terletak di Desa Parak Kecamatan Bontomanai Kabupaten Selayar. (Dok. PLN UID Sulselrabar)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid dengan kapasitas 1,3 Mega Wattpeak (MWp) yang terletak di Desa Parak Kecamatan Bontomanai Kabupaten Selayar. (Dok. PLN UID Sulselrabar)

Dia mengungkapkan salah satu kendala dalam penyusunan RUPTL adalah pentingnya memastikan perhitungan yang tepat. Jisman menekankan listrik tidak dapat disediakan dalam waktu singkat karena investasi yang tinggi memerlukan pinjaman dan perizinan yang kompleks.

Selain itu, studi kelayakan (feasibility study/FS) harus akurat dan perlu diputuskan sistem apa yang akan didorong, seperti energi surya (matahari) atau bayu (angin), yang saat ini menjadi fokus utama pengembangan.

“Kan hitungnya harus benar, hitung harus benar gitu lho. Jadi listrik itu nggak bisa kita adakan hanya setahun, 2 tahun,” tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us